Pemerintahan

Wali Kota Eri Cahyadi Minta Jajarannya Giatkan Kembali Swab Hunter hingga Buka Layanan Puskesmas 24 Jam

19
×

Wali Kota Eri Cahyadi Minta Jajarannya Giatkan Kembali Swab Hunter hingga Buka Layanan Puskesmas 24 Jam

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Menghadapi lonjakan virus Covid-19 dan varian baru Omicron, Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya melakukan berbagai langkah antisipasi. Mulai dari menyiapkan isolasi terpusat (isoter) di Hotel Asrama Haji (HAH) dan RS Lapangan Tembak (RSLT). Juga menggerakkan kembali swab hunter, swab massal, testing, tracing dan treatment (3T) secara masif serta membuka layanan puskesmas 24 jam.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta jajarannya untuk menggiatkan kembali swab massal, swab hunter dan 3T. Hal itu dilakukan agar pasien yang terpapar Covid-19 dapat diketahui dan cepat tertangani. “Kalau kita memasifkan kembali swab hunter dan 3T, kita akan lebih tahu kluster-klusternya, minimal tracing itu 1:20. Jangan sampai menjadi bom waktu seperti varian Delta di tahun 2021,” kata Wali Kota Eri, Senin (7/2/2022).

Agar pasien Covid-19 cepat ditangani, Wali Kota Eri kembali memperpanjang pelayanan di Puskesmas selama 24 jam non stop. Seperti di tahun 2021, ia ingin pasien yang ada di tingkat kelurahan dan kecamatan cepat teratasi setelah dinyatakan positif atau reaktif Covid-19. “Hari ini kita buka pelayanan dan pemeriksaan di puskesmas 24 jam. Setelah dinyatakan positif, bisa langsung dibawa ke isoter HAH atau RSLT untuk dirawat,” ujar Wali Kota Eri.

Wali Kota Eri menegaskan kembali, pentingnya menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. Bukan hanya itu, jika ada warga Surabaya yang terkonfirmasi positif Covid-19, diharapkan segera melapor ke puskesmas terdekat atau datang ke isoter yang disediakan oleh Pemkot Surabaya. Saat disinggung soal kekuatan tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya, ia memastikan aman dan tercukupi.

“Tolong, bagi yang bergejala ringan jangan ke RS, kami sudah imbau kemarin. Kecuali, kalau sudah parah dan menengah, baru langsung ke RS. Masalahnya itu bisa menambah kapasitas bed di RS. Yang kedua, kasihan dengan pasien lainnya yang benar-benar butuh pelayanan serius. Insya Allah, nakes kita aman, memang sebagian ada yang kami kerahkan untuk vaksinasi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, saat ini ia bersama jajarannya sedang melakukan berbagai langkah antisipasi sesuai instruksi Wali Kota Eri. Diantaranya, melakukan swab hunter, pengoptimalan aplikasi PeduliLindungi di tempat Rekreasi Hiburan Umum (RHU), pengaturan jam buka tutup warung kopi (warkop), swalayan, café dan masih banyak lainnya.

Eddy mengaku, telah mengirim surat ke tingkat kelurahan dan kecamatan se-Surabaya untuk melakukan giat rutin penertiban, terkait antisipasi dan pencegahan Covid-19 varian Omicron. “Yang paling utama itu penerapan prokes dan QR code PeduliLindungi. Kemarin saya temukan pelanggaran, berdasarkan laporan warga, di Empire Palace itu hanya ada tiga orang dari 3.000 peserta yang memakai aplikasi,” kata Eddy.

Eddy menegaskan, tentunya kegiatan itu melanggar prokes dan dikenakan denda maksimal. Di ruangan pertemuan gedung tersebut, ia bersama jajaran camat dan polsek setempat bergerak cepat melakukan penyegelan. “Kegiatan waktu itu tidak ada asesmennya. Yang kami segel bukan gedungnya, tapi ruang pertemuannya,” tegas Eddy.

Sekali lagi, Eddy mengimbau, dalam penerapan prokes perlu adanya peran dari kelurahan dan kecamatan. Menurutnya, sejauh ini masih banyak beberapa RHU yang melanggar, salah satunya melanggar jam operasional.

“Ada temuan RHU yang melanggar jam operasional juga, di kawasan Tenggilis. Itu sudah ditutup oleh Pak Camat. Kita sudah buatkan edarannya, kita tegaskan kembali, sampai ada yang melanggar pasti kita tutup, kita denda dan diberhentikan operasionalnya selama tujuh hari, serta membuat surat pernyataan, sesuai perintah Pak Wali,” pungkasnya. (q cox)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *