SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Pelindo III menggelar International Maritime Leadership Seminar di kantor pusatnya di Surabaya. Seminar ini menghadirkan pembicara dari pakar maritim dan logistik asal Belanda, STC International, yakni Capt. Albert Bos dan A.A. Hofman, akademisi dari STIAMAK Barunawati Ismi Rajiani, serta Commercial and Operational Director Pelindo III, Mohammad Iqbal. Kamis (30/8/2018).
“Kini Pelindo III sedang bertransformasi dengan slogan Beyond Port of Indonesia, yang artinya mengembangkan berbagai layanan untuk menjadi solusi terbaik bagi kebutuhan logistik di Indonesia. Transformasi ini juga menjadi moment yang tepat untuk menggandeng institusi pendidikan seperti STC International dan STIAMAK Barunawati untuk bekerja sama mendidik calon pemimpin maritim bangsa di masa depan,” kata Mohammad Iqbal, di sela acara.
Capt. Bos mengungkapkan bahwa basis dari kegiatan tersebut ialah kesepakatan antara Pemerintah Belanda dan Indonesia pada 2016 terkait pengembangan maritim dan pelabuhan.
“Kerja sama tersebut disepakati saat Presiden Jokowi berkunjung ke Belanda, dan edukasi menjadi point penting dalam kerja sama tersebut untuk memastikan semua pihak siap untuk (tantangan maritim) masa depan dengan menyiapkan calon-calon pemimpin dunia maritim Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu Benedicta, dari Forum Laras Dikdudi, seorang peserta seminar, mengaku tertarik mengikuti seminar tersebut karena sedang meneliti tentang topik kepemimpinan, ingin lebih mengetahui konsep kepemimpinan dari perspektif maritim.
“Pembahasan tentang bagaimana presiden mendorong sektor maritim negeri ternyata menjadi contoh bagaimana peran pemimpin untuk tidak hanya menjadi regulator, tetapi juga menjadi fasilitator pada implementasi inovasi,” jelasnya.
Capt. Bos juga menjelaskan, bahwa pemimpin masa depan harus fleksibel, inovatif, dan siap untuk berkompetisi dengan terminal-terminal lain di dunia. Ketiga hal tersebut yang diharapkan pada figur pemimpin baru.
“Saya rasa itulah mengapa Pelindo III terus mendorong edukasi maritim, baik melalui event seminar ini dan bagaimana mereka telah mengirim puluhan karyawannya ke universitas-universtitas maritim dunia,” tambah Capt. Bos.
Mohammad Iqbal membenarkan hal tersebut, ia juga memberikan contoh bagaimana Pelindo III yang mengelola STIAMAK Barunawati untuk berperan menjadi laboratorium inovasi-inovasi di bidang kepelabuhanan. Ia pun memberikan pesan filosofis kepada peserta seminar yang kebanyakan mahasiswa.
“Untuk menghadapi tantangan bisnis, terutama sektor maritim yang melibatkan banyak pihak, untuk menjadi pemimpin, kita harus menjadi pemimpin untuk diri kita sendiri terlebih dahulu. Semakin produktif kita membawa diri, semakin besar manfaat yang kita berikan pada komunitas kita,” pesannya.
A.A. Hofman mempresentasikan pengembangan Pelabuhan Rotterdam di Belanda sebagai contoh pengembagan pelabuhan sebagai pemimpin dalam pengembangan kawasan, termasuk kota. Ia menjelaskan, awalnya di era 1960an pelabuhan hanya berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang. Lalu pada 1980an menjadi pelabuhan yang mendukung sektor industri. Selanjutnya berkembang menjadi bagian penting dalam rantai pasok logistik.
“Di masa depan pelabuhan harus berkembang menjadi smart port yang terintegrasi dengan pengembangan kota untuk menjadi smart city. Pengembangan smart port bisa dimulai segera oleh pelabuhan-pelabuhan yang menjadi hub-port (pelabuhan penghubung) bagi banyak wilayah,” kata Hofman.
Pemikiran Hofman tersebut diperkuat pada presentasi Mohammad Iqbal yang memaparkan berbagai inovasi Pelindo III untuk mengembangkan pelabuhan dengan konsep smart port.
“Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, sebagai pelabuhan dengan rute pelayaran terbanyak di Nusantara, mengembangkan berbagai inovasi untuk meningkatkan efisiensi, sehingga tidak membebani arus logistik Kota Surabaya,” ujarnya.
Seperti membangun flyover akses Terminal Teluk Lamong, persiapan penerapan e-RTG yang efisien di Terminal Petikemas Surabaya, layanan energi listrik untuk kapal sandar (shore connection) di BJTI Port, hingga membuat aplikasi Home Terminal yang menyatukan empat layanan utama untuk vessel services, port activities, logistics, and container management.
“Aplikasi ini membawa era baru pada layanan kepelabuhanan yang mudah, simple, dan transparan. Akan memangkas kebutuhan perantara yang tidak perlu. No more hanky-panky at the port!” tegasnya. (q cox)