Pemerintahan

Ini Pesan Wali Kota Risma Kepada 100 Anggota Paskibraka 2019

63
×

Ini Pesan Wali Kota Risma Kepada 100 Anggota Paskibraka 2019

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengukuhkan 100 pelajar pilihan dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Surabaya 2019. Pengukuhan tersebut, berlangsung di Lantai dua Lobby Balai Kota, Surabaya, Kamis, (15/08/2019).

Mereka dikukuhkan Wali Kota Risma karena akan menjalankan mandat sebagai petugas upacara HUT ke-74 RI, pada 17 Agustus mendatang.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan selamat atas terpilihnya anggota Paskibraka tahun 2019 ini. Mereka dipilih dari tahap seleksi ribuan peserta, dari SMA sederajat se-Surabaya sejak beberapa bulan lalu. Setelah melalui beberapa seleksi, maka lahirlah 100 Paskibraka yang mengikuti latihan intens mempersiapkan upacara pengibaran bendera pusaka.

“Anak ku kalian orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini karena ribuan peserta ingin seperti kalian sekarang. Inilah kesempatan kalian membuktikan yang terbaik untuk bumi nusantara tercinta,” kata Wali Kota Risma disela-sela sambutannya.

Menurutnya, membuktikan kecintaan pada negara, bisa melalui berbagai cara. Termasuk mengibarkan bendera sang merah putih di HUT ke-74 RI. Akan tetapi, pengibaran bendera tidaklah hanya sebatas menaikkan kain berwarna merah dan putih saja, melainkan esensi atas perjuangan para pahlawan yang membuat Indonesia berhasil merdeka.

“Banyak sekali pahlawan kita yang gugur karena ingin mengubah bendera merah putih biru menjadi merah putih saja. Padahal itu resikonya besar sekali tapi mereka (pahlawan) dengan berani melakukannya, bahkan tidak peduli nyawa,” ujarnya.

Perjuangan Paskibraka, kata dia, tidak berhenti setelah upacara berakhir. Namun setelah upacara ini masih banyak yang harus dilakukan untuk membuktikan kecintaan pada negeri melalui prestasi-prestasi yang harus dicapai.

“Kalian berhak berhasil. Ingat ya, kalau para pejuang dulu dengan susah payah membuat Indonesia Merdeka. Kita harus menjaga kemerdekaan ini. Buat bangga guru, orang tua, dan bumi tercinta nusantara,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga berpesan kepada mereka agar tidak meninggalkan kebiasaan selama menjalani pelatihan di karantina. Sebab, selama berada di karantina, mereka diajarkan lebih displin, dan dibekali pengetahuan cinta kebangsaan. Selain itu, ia juga berharap, kebiasaan yang dilakukan saat di karantina itu dapat ditularkan kepada teman-teman dan saudara.

“Setelah kembali ke rumah masing-masing, saya berharap kebiasaan-kebiasaan yang sudah diajarkan tetap kalian lakukan, dan tularkan kedisiplinan itu pada sekitarnya,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christijanto menyampaikan, persiapan 100 pelajar Paskibraka ini kurang lebih memakan waktu dua minggu untuk latihan intens.

Sebelum masuk ke dua minggu itu, peserta juga ada pelatihan pra selama empat hari berturut-turut. “Dan ini kami karantina selama empat hari dari tanggal 14–17 Agustus usai upacara,” kata Eddy.

Ia menjelaskan, tujuan dari karantina itu supaya mereka lebih fokus untuk latihan dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak drop.

“Dari pola makan, tidur dan latihan harus diperhatikan, benar-benar dijaga sehingga saat pengibaran bendera pusaka mereka tidak terjadi hal yang tidak dinginkan,” jelasnya.

Tidak hanya itu, selama karantina berlangsung, peserta Paskibraka juga dibekali materi berupa wawasan kebangsaan, perjuangan dari veteran, TNI, dan organisasi pemuda. Hal ini bertujuan sebagai bentuk cinta pada NKRI.

“Mereka kita tanamkan itu karena pemuda ini yang akan menyelamatkan negara kedepan dan mampu jadi agen perubahan,” pungkasnya. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *