Jatim RayaPemerintahan

Hari Kesehatan Nasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Menerapkan Kebiasaan Hidup Sehat

170
×

Hari Kesehatan Nasional, Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Menerapkan Kebiasaan Hidup Sehat

Sebarkan artikel ini

SURABAYA, (Suarapubliknews) – Kadang Mencintai diri sendiri lebih sulit dari pada mencintai orang lain. Terutama dalam menjaga pola hidup sehat.  Pesan itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat ditemui di Gedung Negara Grahadi. Salah satu cara untuk mencintai diri sendiri adalah disiplin menerapkan pola hidup sehat.

Pesan yang disampaikannya bertepatan dengan peringan Hari Kesehatan Nasional. Karena itu, Ia mengajak seluruh elemen masyarakat membiasakan menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya. Yakni dengan makanan bergizi, olahraga, menjaga kebersihan dan lingkungan, tidur cukup, memelihara kebersamaan, dan interaksi sosial. ‘’Pola hidup sehat merupakan wujud nyata mencintai diri sendiri,’’ katanya.

Hari Kesehatan Nasional ditetapkan pemerintah pada tahun 1964. Kala itu, pemerintah bekerja keras melawan wabah malaria yang muncul sekitar 1950. Ratusan ribu jiwa masyarakat Indonesia terkena wabah tersebut. Pada 1959, pemerintah membentuk dinas pembasmian malaria.

Empat tahun kemudian, nama dinas tersebut diubah menjadi Komandi Operasi Pemberantasan malaria atau KOPEM. Pemerintah Indonesia bersama WHO dan USAID menarget malaria hilang pada 1970. Namun, pada 1963, sekitar 63 juta penduduk Indonesia sudah terlindungi dari penyakit malaria. Atas keberhasilan itu, pemerintah menetapkan 12 November sebagai Hari Kesehatan Nasional.

Pada peringatan Hari Kesehatan Nasional kali ini, pemerintah mengangkat temat Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku. Tema yang selaras dengan kondisi saat ini. “Kesehatan menjadi indikator yang sangat penting dalam proses pembangunan. Itu bisa dilihat ketika tren pandemi Covid-19 meningkat. Pembatasan diberlakukan sehingga laju ekonomi menjadi terdampak,” ucap Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah menukil ucapan Presiden RI Joko Widodo bahwa pemerintah harus pandai dalam menjaga rem dan gas. Pemerintah harus tepat dalam menentukan kebijakan kapan menginjak gas, dan kapan menginjak rem. ‘’Ketika masyarakat sehat, pemerintah bisa menginjak gas untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, baik skala lokal, regional, nasional, internasional,’’ tuturnya.

Karena itu, kesehatan menjadi unsur penting dalam mewujudkan Indonesia tumbuh. Untuk itu, pemerintah dan semua elemen strategis perlu sinergi dan kolaborasi. Seperti halnya, pola penanganan Covid-19 yang berjalan dengan kolaborasi dan sinergitas antar semua komponen saat ini. Yakni penerapan protokol kesehatan dan percepatan perluasan cakupan vaksinasi.

Data pesebaran Covid-19 Jawa Timur per 11 November menunjukkan cakupan vaksinasi dosis pertama di Jawa Timur mencapai 65,63 persen, lalu dosis dua mencapai 40,62 persen. Pasien aktif positif tinggal 315 orang atau setara dengan 0,08 persen. ‘’Saya meminta masyarakat tidak lengah, tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan,’’ ujar Gubernur Khofifah.

Selain itu, masyarakat perlu menyikapi dampak Fenomena La Nina. Antisipasi bukan hanya pada aspek penanggulangan bencana. Ada aspek lain yang tidak kalah penting, yakni kesehatan. Tubuh manusia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan pergantian musim. Wabah yang kerap muncul pada pergantian musim antara lain, demam berdarah, influenza, batuk, dan berbagai penyakit lainnya. ‘’Mari menjaga kesehatan sebagai bentuk cinta terhadap diri sendiri, seringkali lebih mudah mencintai orang lain daripada mencintai diri sendiri, Selamat Hari Kesehatan Nasional,’’ pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *