Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Tinjau Daerah Jember, Gubernur Khofifah Ajak Pemda di Sepanjang Selatan Jatim Perkuat Mitigasi Gempa dan Tsunami

91
×

Tinjau Daerah Jember, Gubernur Khofifah Ajak Pemda di Sepanjang Selatan Jatim Perkuat Mitigasi Gempa dan Tsunami

Sebarkan artikel ini

JEMBER (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak  pemerintah kabupaten/kota disepanjang selatan Jawa Timur memperkuat mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini menyusul selama kurun lima tahun terakhir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas kegempaan diwilayah tersebut mengalami  peningkatan.

Berdasarkan catatan BMKG, sepanjang tahun 2013-2015, jumlah gempa bumi di Jawa Timur dengan beragam magnitudo terjadi kurang dari 230 kali per tahun. Akan tetapi pada 2016 hingga 2020, jumlah gempabumi dengan beragam magnitudo meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun, dengan frekuensi tertinggi 655 kali yaitu pada 2016.

“Kepada kepala daerah mohon untuk segera melakukan audit kelayakan konstruksi bangunan dan infrastruktur, penyiapan jalur dan sarana prasarana evakuasi yang layak dan memadai,” katanya saat mengunjungi wilayah terdampak gempa di Desa Ambulu, Dusun Krajan, Kecamatan Ambulu, Kab. Jember dilanjutkan ke pantai Watu Ulo sentra gempa.

Menurutnya, penguatan dalam hal mitigasi tersebut harus dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi jika sewaktu-waktu gempa bumi dan tsunami menghamtam selatan Jatim. Pemerintah Daerah harus segera membuat rencana aksi dengan berbagai skenario, dari yang ringan hingga antisipasi terburuk.

Rencana aksi tersebut harus juga mencakup jalur evakuasi, proses evakuasi dan pola penanganan pengungsi jika bencana terjadi. Selain mitigasi, perlu juga penguatan dalam hal literasi bencana masyarakat. Dengan begitu masyarakat tidak gagap dan bingung serta tahu harus berbuat apa saat bencana terjadi.

“Masyarakat ini harus mengerti kalau memang suatu daerah berpotensi untuk tsunami, gempa sebenarnya sudah menjadi early warning system. Maka sosialisasi tentang mitigasi bencana harus ditingkatkan karena masyarakat harus bisa melakukan evakuasi mandiri. Karena gak akan nutut, kalau mengikuti ritme dan menunggu relawan datang. Sebab, kemungkinan jarak dari gempa ke tsunami biasanya hanya 20 menit saja,” lanjut Gubernur Khofifah.

Turut mendampingi dalam peninjauan tersebut, antara lain Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rakhmat Triyono, Bupati Jember Hendy Siswanto, Dandim 0824 Jember Letkol Inf Laode Muhammad Nurdin, Kapolres Jember AKBP Arif Rahman Arifin, Kepala Bakorwil Jember, Kalaksa BPBD Prov. Jatim, Kepala Dinas PUPR, serta Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Prov. Jatim.

Sebagai informasi, gempa berkekuatan 5,1 SR terjadi pada Kamis (16/12) pukul 06:01:33 WIB. Gempa berpusat pada lintang 8.55 LS, bujur 113.49 BT dengan kedalaman 10 Km. BMKG memastikan bahwa kekuatan 5,1 SR ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Meskipun demikian, gempa tersebut dirasakan di Kab. Jember dengan intensitas IV MMI, Kab. Banyuwangi dengan intensitas II-III MMI, Kab. Malang dengan intensitas II MMI, Kab. Lumajang dengan intensitas I-II MMI, Kab. Bondowoso dengan intensitas I-II MMI, serta Kab. Trenggalek yang berintensitas I-II MMI.

Berdasarkan data BPBD setempat, sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan. Di mana, 34 unit mengalami rusak ringan, 11 unit mengalami rusak sedang, dan 1 unit mengalami rusak berat. Sementara, 5 unit fasilitas umum berupa 4 sekolah dan 1 gedung juga terdampak gempa tersebut.

Sementara, 6 warga  mengalami luka ringan. Di antaranya adalah Siti Ulfia (30 tahun), Tari (75 tahun), Abd. Rosid (-), Endang Susilowati (19 tahun), Solikin Hermanto (52 tahun),dan Dewi Maratus S. (13 tahun).

Sementara itu, dalam kunjungannya ke Dusun Krajan, Desa Ambulu, Kec. Ambulu, Gubernur Khofifah menyempatkan diri berbincang dengan warga setempat yang rumahnya mengalami kerusakan.

Salah satunya yaitu Sairi dimana sebagian rumahnya ambruk dengan atap yang hancur. “Pripun Bapak – Ibu? Mugi-mugi sehat semua nggih. Sabar nggih Bapak/Ibu, Insya Allah kami bersama-sama Pak Bupati mencari solusi untuk panjenengan semua,” sapanya.

Dalam kesempatan tersebut, Iamemastikan bahwa perbaikan rumah dan fasilitas umum yang terdampak gempa akan dilakukan sesegera mungkin. Untuk data total perbaikan pada rumah rusak berat, rusak sedang akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk dapat dicover BNPB, ataupun bisa dari BPBD kabupaten dan BPBD provinsi.

“Perbaikan as soon as possible ada tingkat urgensi terutama untuk warga yang kondisi rumahnya mengkhawatirkan jikalau ada gempa susulan atau ada angin khawatir genteng jatuh,” ujar Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah juga memberikan bantuan pada Kabupaten Jember untuk mereka yang terdampak. Bantuan penanganan gempa bumi untuk Kab. Jember tersebut berupa dana sebesar Rp 500 juta. Ada pula bantuan berupa 40 selimut, 200 paket sembako, 10 lembar terpal, 30 dus mie instan, 30 dus air mineral, dan 25 paket sandang.

Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Pusat Rakhmat mengatakan bahwa sebenarnya gempa berkekuatan 5,1 SR itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah. Hanya saja, permasalahan ada pada struktur bangunan warga yang tidak kuat. “Jadi ini ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini. Nah, ini biasanya ada pada konstruksi warga yang tidak kokoh dan kuat. Ini yang seharusnya diperbaiki,” terangnya.

Ia menambahkan, pemerintah berperan penting dalam menanggulangi hal-hal seperti ini. Ia berpendapat, harus ada kebijakan ketat terkait pembangunan suatu bangunan. “Ini tugas kita bersama. Pemerintah harus ketat dalam memberikan ijin untuk bangunan. Pengecekan konstruksi harus ketat pula. Jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk,” tekan Rakhmat..

Di akhir, Rakhmat menjelaskan bahwa masih akan ada potensi gempa berkekuatan besar yang timbul di selatan Jawa Timur. Untuk itu, sudah harus ada penanganan dan persiapan dari sekarang.

“Skenario terburuk  ada di Selatan Jawa dengan skala VI VII MMI. Potensi kerusakan luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter. Kerusakan juga berdampak ke 200-250 km dari bibir pantai. Sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7.0, termasuk di daratan juga ada. Jadi kita sudah harus bersiap dari sekarang,” tutupnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *