Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Gubernur Khofifah Pimpin Apel Kesiapsiagaan Hadapi El Nino dan Banjir

43
×

Gubernur Khofifah Pimpin Apel Kesiapsiagaan Hadapi El Nino dan Banjir

Sebarkan artikel ini

KAB. MALANG (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Dampak El Nino dan Banjir Tahun 2023/2024 di Bendungan Selorejo, Kec. Ngantang, Kab. Malang, Rabu (27/9).

Apel ini diikuti berbagai unsur OPD Pemprov Jatim, Polres Batu, Korem 083/Baladhika Jaya, Perum Jasa Tirta I, BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, BBPJN Jatim-Bali, dan Basarnas.

Dalam arahannya, secara khusus Gubernur Khofifah meminta semua pihak termasuk para Bupati/Walikota di Jawa Timur menyiapkan langkah program mitigasi, preventif dan quick response atau respon cepat. Utamanya dalam menghadapi El Nino sekaligus potensi banjir karena berdasarkan BMKG pada minggu kedua atau ketiga November sudah mulai terjadi hujan dengan intensitas cukup.

“Apel kesiapsiagaan ini kita gelar dalam rangka menghadapi El Nino sekaligus potensi banjir. Kita harus terus meningkatkan kehati-hatian dan mitigasi harus dilakukan lebih komprehensif,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, langkah-langkah mitigasi dan preventif tersebut salah satunya yaitu dengan mengecek kondisi Dam di masing-masing wilayah. Ini penting karena beberapa kasus banjir yang terjadi di Jawa Timur disebabkan adanya tumpukan sampah di beberapa Dam. Sehingga ketika ada arus air besar maka air tidak bisa mengalir dengan baik. “Maka yang harus dilakukan adalah gotong royong, kerja bakti, sinergi dan antisipasi bersama,” imbuhnya.

Selanjutnya, Gubernur Khofifah juga meminta dilakukan pengecekan pada Rumah Pompa yang fungsinya sangat signifikan dalam pengaturan air. Bahkan, ia sudah beberapa kali mengecek langsung kondisi Rumah Pompa baik yang dalam koordinasi Pemprov maupun Pemkab/Kota.

“Dalam Rumah Pompa jangan sampai ada listrik yang tidak mengalir sehingga ketika dilakukan proses pengaturan air tidak berfungsi. Dan bisa berdampak pada terjadinya banjir,” terangnya.

Berikutnya yang menurut Gubernur Khofifah tak kalah penting adalah normalisasi sungai agar bisa menampung debit air yang lebih besar dan optimal. Ia menegaskan, masyarakat masih banyak yang membuang sampah rumah tangga di sungai seperti kasur, sofa dan televisi sehingga ini juga menjadi salah satu penyebab kepadatan sungai.

“Kami pernah diinfo Pak Kepala BNPB untuk segera melakukan normalisasi di 3 sungai di Jatim. Ketika kami cek bersama kepadatannya luar biasa, untuk membersihkannya pun tidak bisa manual harus menggunakan long hand excavator. Disitu banyak ditemukan potongan kayu yang panjangnya sampai 6 meter, TV, juga sofa dan lain sebagainya. Nah ini saya minta tolong siapkan mitigasi bersama karena banyak sungai-sungai yang memang mungkin ada sampah yang menumpuk. Itu antisipasi kita terhadap ancaman banjir,” urainya.

Gubernur Khofifah terus melakukan update mitigasi bersama jajaran BNPB, Basarnas dan BMKG. Dari semula puncak kemarau kering tahun ini diprediksi bulan Agustus, kemudian mengalami perpanjangan karena perubahan iklim global sehingga diprediksi sampai November.

Untuk itu, terkait dampak El Nino, ia kembali meminta berbagai pihak untuk melakukan kehati-hatian atas tindakan yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti beberapa waktu yang lalu Pemprov Jatim bersama berbagai pihak dibantu BNPB melakukan langkah ekstra keras untuk memadamkan kebakaran hutan baik di Gunung Arjuno Welirang dan Bromo. Namun, di saat bersamaan, Aceh dan Kalimantan Utara sudah mengalami banjir bandang.

“Begitu luasnya wilayah Indonesia di satu titik karhutla di titik yang lain mengalami banjir bandang. Ini artinya kesiapsiagaan ini harus dilakukan secara serius. Koordinasi-koordinasi nya harus dilakukan secara kontinyu, dan bersama-sama kita melakukan langkah-langkah secara sistemik, programatik dan terukur,” katanya.

Di akhir, kepada seluruh relawan, Ia meminta menjaga kegotongroyongan, kekompakan, soliditas, dan terus meningkatkan koordinasi serta sinergitas dengan seluruh elemen. Baik dari jajaran Kementerian PUPR baik Perum Jasa Tirta I, BBWS Bengawan Solo, BBWS Brantas dan BBPJN.

“Selama ini kita sudah melakukan koordinasi dengan sangat harmonis, sangat sinergis dan sangat produktif. Maka semua harus kita jaga, kita tingkatkan mitigasi secara lebih detail supaya antisipasi-antisipasi yang bisa kita siapkan juga bisa kita lakukan secara lebih komprehensif lagi,” tutupnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *