Peristiwa

Kecanduan Sedekah 5000, Berbagi Untuk Kaum Dhuafa

20
×

Kecanduan Sedekah 5000, Berbagi Untuk Kaum Dhuafa

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Berawal dari aktivis kemahasiswaan sering bhakti masyarakat yang bersifat program kerja, pada Ramadan 2001 para mahasiswa ini berkeinginan berbagi nasi bungkus di malam hari maka muncul nama sedekah sego bungkus.

Founder Kecanduan Sedekah 5.000, Fredy Yunarto Sakti Wiboyo mengatakan setelah lulus kegiatan ini berganti nama Kecanduan Sedekah Sego Bungkus hingga 2010 lalu. Dikarenakan kesibukan pendiri lainnya, Ia mengambil alih pada 2017 dan berganti nama lagi.

“Tapi pendiri lainnya tetap aktif sebagai donator hingga kini. Saat ini yang aktif saya dan rekan saya Eko Doto Nugroho. Kegiatan utama kami menyalurkan sedekah para Donatur untuk berbagi sedekah makan bagi Dhuafa,Fakir miskin dan Yatim Piatu,” kataya.

Selain itu ada pemberdayaan Warung Berkah yaitu beberapa pemilik warung nasi yang diajak menyediakan nasi bungkus dengan subsidi pada hari Jum’at. Ada juga kegiatan berkala mengajak kaum Dhuafa atau fakir miskin berkarya, dengan memberikan modal usaha serta dibina.

“Untuk modal ini tidak wajib dikembalikan, melainkan setiap Jum’at apabila ada keuntungan dibuat sedekah makanan bagi Dhuafa dan Fakir miskin yang mereka jalankan sendiri,” terang Fredy..

Kemudian ada kegiatan extraordinary yaitu Tebas warung “Apabila kami berada di suatu lokasi ada banyak yang perlu dibantu maka kami cari warung dan kita borong lalu orang sekitar silahkan menikmati,” lanjutnya.

Seperti yang dilakukan pekan lalu di wilayah Sidoarjo berkolaborasi dengan Street food reviewers dengan tema Charity dan Bukbereview. “Kami membawa nasi krawu dan tebas warung Es Campur legenda di Sidoarjo. Kami bagikan di masjid Pengadilan Negeri Sidoarjo. Alhamdulillah antusias ta’mir luar biasa. Usai berbagi maka kami Bukbereview yaitu buka bersama dan reviews kuliner disekitar Sidoarjo,” tambah Fredy.

Yang paling menarik adalah Dhuafa Dan Fakir Miskin Muda On Resto. “Kami mengajak mereka untuk makan direstoran. Namun jika tidak bersedia ikut (karena mereka minder) maka kami bawakan makanan restoran untuk mereka,” paparnya.

Selama bulan Ramadan donatur hingga kecanduan (Istiqomah) untuk bersedekah mempunyai program 10 hari pertama menyantuni Yatim Piatu, 10 hari kedua berbagi buka puasa Dhuafa dan fakir miskin dan 10 hari ketiga berbagi buka puasa para pejuang laillatulqodar di masjid.

Fredy berharap bisa berkolaborasi dengan rekan rekan relawan sosial mengentas kemiskinan melalui ekonomi produktif para Dhuafa, fakir miskin dan yatim piatu. “Kami ingin menjadikan Dhuafa,Fakir miskin Yatim Piatu lebih mandiri dan punya aktivitas ekonomi,” tutupnya. (q cox, Tama Dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *