Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Panen Perdana Padi Varietas BK 01 dan 02 di Situbondo, Gubernur Khofifah: Bibit Unggul dengan Hasil Panen Dua Kali Lipat

26
×

Panen Perdana Padi Varietas BK 01 dan 02 di Situbondo, Gubernur Khofifah: Bibit Unggul dengan Hasil Panen Dua Kali Lipat

Sebarkan artikel ini

SITUBONDO (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan panen perdana padi varietas BK 01 dan 02 agritan di Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Selasa, (23/5).

Dengan hasil panen padi yang berlipat dan berkualitas unggul, pihaknya yakin bahwa bibit padi jenis BK 01 dan BK 02 ini akan semakin menguatkan peningkatan produktivitas padi di Jawa Timur. 

Disampaikan Gubernur Khofifah, bibit padi BK-900 yang kemudian disebut dengan BK Situbondo 01 dan 02 adalah bibit varietas unggul baru (VUB) yang mampu memproduksi padi dalam jumlah lebih besar dengan masa tanam yang lebih singkat. 

“Padi varietas jenis BK-900 dan BK-700 asal Situbondo yang saat ini dikembangkan menjadi bibit unggulan, mampu berproduksi hingga mencapai 10,56 ton per hektare. Tentu ini akan menjadi angin segar dan harapan baru bagi penguatan produksi padi di Jawa Timur,” ungkapnya.

Penghitungan panen padi variestas BK 01 dan BK 02 itu dilakukan langsung oleh BPS dan mantri statistik  disaksikan langsung oleh Gubernur Khofifah usai melakukan panen padi. 

Dengan didampingi Bupati Situbondo Karna Suswandi, Wakil Bupati Situbondo Khoirani, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Jatim, Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi dan Para Forkopimda Kabupaten Situbondo, mereka bersama sama berjalan kaki menyaksikan timbangan hasil ubinan panen padi BK Situbondo 01 & 02 agritan oleh BPS Situbondo. 

Hasilnya, dari hasil ubinan 2,5×2,5 meter, menghasilkan 6,6 kilogram gabah kering panen atau GKP. Dengan demikian, produktivitas padi varietas BK-900 mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektar atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya.

“Dengan demikian, produktivitas padi varietas BK-900 mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektare atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya,” jelasnya. 

Bahkan, lanjutnya, berdasarkan hasil timbangan panen padi siang ini mencapai 5,175 kg. Dengan hasil itu maka berpotensi menghasilkan GPK sebesar 8,8 ton per ha. Jika dibandingkan dengan potensi sebelumnya sebanyak 4,97, maka terhitung ada peningkatan senilai 47 persen. 

Diketahui, saat ini luas panen mencapai 33 ribu ha. Jika ditanam secara masif jenis BK 01 berpotensi dari yang sebelumnya 151 ton menjadi 210.285 ton. Kemudian jika ditanam padi BK 02, maka ia optimistis capaiannya bisa menjadi 220.241 ton. “Jika padi jenis ini ditanam secara masif di Jatim maka akan menghasilkan peningkatan hasil panen yang luar biasa,” imbuhnya. 

Gubernur Khofifah berharap, bibit Varietas unggul Baru (VUB) BK Situbondo 01 dan BK Situbondo 02 diharapkan dapat mendorong kemakmuran petani lokal Situbondo dengan keunggulan yang dimiliki. Selanjutnya semoga dapat diperluas ke daerah lain baik di Jatim maupun di luar Jatim.

“Mudah-mudahan ke depan bibit ini bisa menjadi bibit unggul yang mampu mendorong perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani yang ada di Kabupaten Situbondo dan selanjutnya dapat diluaskan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa adanya bibit padi BK 01 dan 02, juga membantu petani lainnya. Terlebih padi jenis ini juga memiliki ketahanan pada hama. Sehingga diyakini akan semakin meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil panen petani. 

Sebab, di Jatim masih ditemukan ada sebagian besar petani membeli bibit di internet. Alhasil ketika ditanam ternyata bibit yang dibeli tidak cocok ketika ditanam di daerahnya. Oleh karena itu, ketika ditemukan bibit dengan keunggulan tersebut di atas, maka hal ini akan menjadi _good news_ bagi seluruh petani dan Gapoktan yang ada di Situbondo maupun daerah lain hanya di Jawa Timur. 

“Harapan kita tentu BK 01 dan BK 02 tidak hanya untuk Situbondo tapi juga untuk daerah-daerah lain karena pada musim panen yang baru saja panen raya di bulan maret dan April ada daerah-daerah yang ternyata panennya tidak seperti yang diharapkan,” tegasnya.

Disampaikan Gubernur Khofifah, Jawa Timur bersyukur pada 3 tahun terakhir dalam kurun tahun 2020, 2021 dan 2022 produksi padi dan beras Jawa Timur tertinggi di antara seluruh provinsi di Indonesia. Untuk itu saat ini pihaknya tengah berupaya untuk terus meningkatkan produktivitas padi Jatim. 

Selain dengan mengembangkan varietas unggul, Gubernur Khofifah juga menyebutkan upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan produksi petani dengan menggunakan teknik mekanisasi.

Dimana padi tidak dipanen secara manual. Melainkan ketika dipanen menggunakan _combine harvester_ bisa mengurangi potensi _loss_ 9 sampai 11%. Kemudian pasca panennya ada _processing_ yang menggunakan Alat Mesin Pertanian (alsintan) modern baik Dryer maupun.Rice Milling Unit.

“Kebutuhan-kebutuhan alsintan yang secara kebijakan sesungguhnya sangat dimungkinkan bisa diputuskan untuk memberikan penguatan kepada petani dan Gapoktan dengan pinjaman dengan grace period,” lanjutnya. 

Selanjutnya, proses pengeringan padi bisa dilakukan dengan baik menggunakan vertikal dryer maupun bed dryer  kemudian di processing melalui Rice Milling Unit (RMU) sehingga yang sebelumnya medium menjadi premium. 

Perubahan medium ke premium, karena kandungan airnya bisa berkurang sehingga proses pengolahan berikutnya berasnya bisa utuh kemudian warnanya  putih dan seterusnya. Pada akhirnya nilai tambahnya bisa meningkat. “Jadi beberapa hal yang bisa memberikan nilai tambah petani sesungguhnya secara teknologi sudah dimungkinkan,” tuturnya. 

Skemanya, pada periode tertentu petani tidak perlu mencicil terlebih dulu. Melalui grace period paling tidak 2 tahun ketika petani sudah memiliki alsintan, RMU, vertical dryer dan combine vester, maka selama 2 tahun mereka sudah memiliki sumber income. Kemudian di tahun selanjutnya, mereka mulai mencicil. 

“Itu sudah menambah nilai keuntungan bagi petani. Kalau itu dapat 2 tahun tanpa cicilan memakai sistem  grace period rasanya ini kebijakan yang akan bisa dirasakan petani dan Gapoktan secara langsung. Mudah-mudahan ini bisa segera terpenuhi,” urainya (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *