Jatim Raya

Gali Sejarah Perjuangan Polisi, Pussejarah Polri Tinjau Monumen Status Qou Lijn

176
×

Gali Sejarah Perjuangan Polisi, Pussejarah Polri Tinjau Monumen Status Qou Lijn

Sebarkan artikel ini

BATU (Suarapubliknews.net) – Masih dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan 2017, institusi Polri terus menggali sejarah perjuangan Polisi di berbagai daerah yang salah satunya adalah monumen Status Qou Lijn di Wilayah Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

Kedatangan tim dari Ses Pussejarah Polri yang dipimpin oleh Kombes Polisi Muhammad Jufri, didampingi AKBP Sigit dan AKBP Yatni, disambut oleh Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto, SIK, MSi beserta Wakapolres dan para pejabat utama Polres Batu.

“Ini dilakukan untuk mengenang perjuangan Prajurit Bayangkara di Garis Van Mokk pada masa penjajahan,” ujar Kasubag Humas Polres Batu AKP Suprianto,SH.MH kepada Suarapubliknews.net. Rabu (6/12/2017)

Terpisah, Kapolres Batu AKBP Budi Hermanto mengatakan, bahwa perjuangan Polisi Keamanan yang menjaga garis Demarkasi antara Daerah Pemerintah Republik Indonesia dan daerah pendudukan penjajahan Belanda.

Pamen dengan dua melati dipundaknya menceritakan, setelah perjanjian Renville tanggal 8 Desember 1948 pemerintah Belanda telah menetapkan garis demarkasi atau garis status quo, yang salah satunya garis Van Mook (Status Quo Lijn) di Desa Pandesari, pada tanggal 19 Desember 1948

Namun dalam perjanjian itu pasukan tentara Belanda yang dipimpin oleh MISON justru melakukan provokasi dan juga melanggar garis Status Quo tersebut kemudian diperingatkan oleh AP. III KATJOENG PERMADI penjaga Pos I bersama AP. III SOEKIRNO dan AP. III KAMSO, akhirnya pasukan Belanda kembali ke wilayah Batu,

Ironinya, pada waktu tengah hari, pasukan tentara Belanda menyerang Pos I dari arah timur yang mengakibatkan gugurnya AP. III KATJOENG PERMADI, sedangkan serangan pada Pos II dari arah utara mengakibatkan gugurnya AP. II SOEJADI dan AP. II PERIL mengalami luka tembak.

“Kegiatan ini Kami lakukan untuk mengenang perjuang dalam melawan penjajahan Belanda pada Agresi ke II yang saat ini di bangun sebuah Monumen di Garis Status Quo,” terang Kapolres Batu

Peletakan batu pertama pembangunan monumen tersebut dilakukan pada tanggal 17 September 1982, lanjut Kapolres Batu Kota, kemudian setelah tiga bulan pembangunan monumen diresmikan pada tanggal 27 Desember 1982 oleh Pangdam VIII Brawijaya, Mayjen TNI AD Moergito.

Menurut dia, acara ini dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Tahun 2017, antara lain melakukan Forum Grup Diskusi menelusuri sejarah perjuangan Bhayangkara di garis Van Mook dengan menghadirkan pelaku sejarah pejuang, yang diantaranya Supeno, Ngatemun, Ngaisah, Saimo dan Hoesodo Serta Ari Sapto ahli sejarah dari Universitas Negeri Malang.

“Untuk upacara peringatan Hari Pahlawan di Monumen Status Quo sebagai penghormatan kepada pejuang Polisi Keamanan yang gugur di garis Status Quo baru kali ini di lakukan,” pungkasnya. (q cox, Iwan, Khoiri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *