Jatim RayaPemerintahan

Nuzulul Quran bersama Gus Miftah, Gubernur Khofifah Ingatkan Pentingnya Literasi di Era Digital

53
×

Nuzulul Quran bersama Gus Miftah, Gubernur Khofifah Ingatkan Pentingnya Literasi di Era Digital

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran Forkopimda, Bupati Wali Kota memperingati malam Nuzulul Quran dengan ngaji bareng KH Miftah Maulana Habiburahman atau yang akrab dikenal Gus Miftah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Senin (18/4/2022).

Bersama ribuan masyarakat jamaah Masjid Nasional Al Akbar, peringatan malam turunnya Al-Quran tersebut terasa khidmad sebagaimana para jamaah pengajian telah standby sejak rangkaian ibadah salat  tarawih dilaksanakan.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa peringatan Nuzulul Quran menjadi momen pengingat atas wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Iqro’. Dimana Iqro’ memiliki arti kata perintah yaitu Bacalah.

“Iqro ini erat sekali maknanya dengan pendidikan dan literasi. Maka yang kami ingin sampaikan, literasi di dunia digital harus dibangun dengan kecerdasan dan kearifan yang luar biasa agar memberi kebaikan pada kehidupan ummat,” katanya.

Literasi itu pun, menurutnya bukan hanya terbatas di satu dua bidang saja. Melainkan mencakup bidang yang  luas. Dimana penguatan literasi juga harus dibangun di bidang keuangan, ekonomi, pendidikan, bahkan dalam aspek sosial.

“Sehingga terjemahan iqro’ spekturmnya sangat luas. Saya selalu mendorong pentingnya literasi pada berbagai bidang. Karena literasi bisa mewujudkan sebuah legasi yang bisa dinikmati hasilnya pada  generasi saat ini dan  mendatang,” ungkap Gubernur Khofifah.

Selain itu, literasi digital harus diperkuat dengan kearifan. Khususnya di era gempuran disrupsi informasi seperti ini. Dimana kemajuan digitalisasi jika tidak diterapkan dengan bijak tak ubahnya dengan dua mata pisau. Bisa memberi berkah sekaligus bisa menjadi petaka. Mari kita ambil sisi berkahnya.

Gubernur Khofifah berharap keberkahan di malam Nuzulul Quran dapat diperoleh maksimal oleh seluruh warga Jawa Timur. Dan ia berdoa agar seluruh warga Jatim di tahun ini bisa mendapatkan Lailatul Qodar.

“Mudah mudahan sholat, puasa, tadarus, shodaqoh infaq  kita diterima oleh Allah SWT dan kita bisa mendapatkan keberkahan dan kemenangan di bulan Ramadlan serta bertemu dengan  yang dinanti yaitu Lailatul Qodar,” harapnya.

Sementara itu, Gus Miftah dalam ceramahnya memberikan pesan khusus untuk anak muda dalam memaknai Nuzulul Quran. Ia menukil tiga ayat dalam Al-Quran yang kemudian ia ulas intisarinya sebagai bekal bagi anak muda di era society 5.0.

“Yang pertama anak muda harus memiliki pribadi yang tangguh. Jangan mudah insecure dan under estimated. Punyalah pemikiran Yes we can, karena semua manusia diciptakan punya kelebihan,” katanya.

Ia memberikan motivasi bahwa tidak semua anak terlahir dari keluarga kaya. Dan jika itu yang terjadi maka untuk bisa sukses bisa diraih lewat dua cara yaitu selalu kreatif dan terus kerja keras. “Karena anak muda itu harus banyak karya. Jika banyak anak muda yang kreatif, kerja keras dan banyak karya maka insya allah akan lebih  banyak lagi  orang-orang hebat yang terlahir dari Jawa Timur,” tegas Gus Miftah.

Kedua, Gus Miftah menukil salah satu ayat dari Surat Al Kahfi yang menceritakan kisah Nabi Musa yang memiliki tekad kuat dan tidak akan berhenti berjalan sampai bertemu dengan dua laut. “Yang dipesankan dari ayat ini, anak muda harus punya mental mau kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Karena dengan kerja keras akan membuat orang pantang menyerah, kemudian kerja cerdas akan membuat orang menikmati hidup dan ketiga dengan ikhlas maka akan mensyukuri hidup,” lanjutnya.

Dan yang terakhir, Gus Miftah menukil ayat dari Surat An-Anbiya yang mengajarkan tentang anak muda harus berani melawan kebathilan. Yang kemudian ia sambungkan ada tiga resep agar bisa sukses.

“Caranya tirakat, ziyaroh dan sodaqoh. Itu rumusnya. Tirakat bisa dilakukan dengan memperbanyak bangun malam untuk solat, puasa sunnah dan memperbanyak zikir. Sedangkan ziyaroh, perbanyak silaturahmi dengan sesepuh untuk meminta doa, dan ziyarah kubur untuk mendoakan yang sudah meninggal dunia. Sedangkan sodaqoh tentu dengan sedekah akan memperbanyak manfaat bagi yang memberi karena sedekah itu akan membawa berkah baik di dunia maupun akhirat,” pungkas Gus Miftah. (Q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *