Jatim RayaPemerintahan

Ekspedisi Jalur Kuno Penanggungan, Sekdaprov Adhy Harapkan Pengungkapan Nilai Luhur yang Terpendam di Jatim

75
×

Ekspedisi Jalur Kuno Penanggungan, Sekdaprov Adhy Harapkan Pengungkapan Nilai Luhur yang Terpendam di Jatim

Sebarkan artikel ini

KAB. MOJOKERTO (Suarapubliknews) – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono membuka secara langsung Festival Penanggungan Tahun 2022 “Pawitra Pradasinapatha”, Ekspedisi Jalur Kuno di Ubaya Training Center (UTC), Desa Tamiajeng, Kec. Trawas, Kab. Mojokerto, Sabtu (13/8).

Adhy sendiri berharap, dengan acara ini Jatim dapat memiliki lebih banyak cagar budaya yang dikenal dunia. Disebutkannya, dari penemuan yang ada, nilai sejarah nan luhur yang dimiliki daerah bisa terungkap.

“Kalau mengenal Trawas sudah biasa. Tapi Penanggungan ini bikin penasaran. Ini tempat wisata dengan sebuah cagar budaya yang di dalamnya ada cerita tapi belum diungkap. Ini yang menjadi daya tarik,” ungkapnya.

Acara ini merupakan ajang penelusuran peninggalan sejarah yang tertinggal di Gunung Penanggungan. Di mana, para peneliti memprediksi hampir 200 situs yang berpotensi menjadi cagar budaya ada di sini.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim membentuk kerjasama pentahelix yang melibatkan perguruan tinggi, mahasiswa, serta komunitas kemasyarakatan untuk menggali peninggalan yang ada.

Termasuk di dalamnya Komunitas Pecinta Alam dari berbagai kampus meliputi UI Jakarta, UGM Yogyakarta, Undip Semarang, UNS Surakarta, Unair Surabaya, Unibra Malang, Universitas Negeri Malang, Ubaya, UPN Surabaya, dan UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ada pula Universitas Muhammadiyah Malang, Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Untag Surabaya, serta Universitas Ma’arif Sidoarjo. Tak hanya itu, dilibatkan pula Komunitas Pelestari Cagar Budaya, Komunitas Jelajah Situs Prawirta, juga Komunitas Sigarda.

Nantinya, para mahasiswa tersebut bertugas untuk menjelajah, mencari, dan memetakan peninggalan sejarah maupun situs yang mereka temui. Setelahnya, mereka beserta komunitas kemasyarakatan bertanggungjawab untuk mempublikasikan kepada Indonesia dan dunia.

“Kalau bukan kita yang mengungkapkan dan mengemas ini sebagai budaya yang menarik, siapa lagi? Siapa yang bisa melestarikan kalau bukan kita? Maka saya harap kita bisa menggali nilai luhur yang bermanfaat untuk kita dan cucu-cucu kita nanti,” lanjutnya.

Lebih jauh, mantan Staf Ahli Kementerian Sosial RI itu menjelaskan bahwa apa yang ada di Gunung Penanggungan dapat menjadi sumber perekonomian baru bagi masyarakat sekitar. “Wisata yang punya _hidden tourism spot_ sebenarnya dapat menjadi potensi yang besar untuk APBD kita. Banyak hal yang bisa kita identifikasi dan bisa bermanfaat untuk sektor ekonomi kita serta kesejahteraan rakyat. Dengan begitu, penyerapan tenaga kerja juga bisa lebih maksimal,” tuturnya.

Maka dari itu, Adhy berpesan agar semua pihak bersinergi melakukan dua langkah. Yang pertama adalah mulai memasukkan jalan-jalan yang ditemukan ke dalam peta. Sementara yang selanjutnya adalah mengemas Penanggungan dengan pengemasan menarik.

“Jadi mulai masukkan ke peta dan kemas potensi pariwisata ini dengan baik. Publikasinya harus bagus dan menarik. Jatim ini luar biasa, mulai dari geografis, demografis, sosial budaya dan ekonominya. Semoga kita bisa menggali nilai luhur kita lebih jauh dan menjaga apa yang ditinggalkan leluhur untuk kita,” harapnya. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *