Pemerintahan

Filosofi Kemerdekaan di Mata Wali Kota Eri Cahyadi

57
×

Filosofi Kemerdekaan di Mata Wali Kota Eri Cahyadi

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Republik Indonesia (RI) tengah merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke tujuh puluh tujuh tahun. Meski sudah memasuki usia yang lebih dari setengah abad, perjuangan bangsa Indonesia dapat dikatakan masih belum selesai.

Itu sebagaimana disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia memandang bahwa perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah telah usai. Namun perjuangan bangsa ini dalam melawan kemiskinan, kebodohan dan anak putus sekolah, dinilainya belum selesai.

“Merdeka itu adalah terbebas dari belenggu penjajah dan memiliki hak – martabat yang sama satu dengan yang lain. Kalau hari ini kemerdekaan kita harus bertempur melawan kemiskinan, kebodohan, anak putus sekolah yang ada saat ini di Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (19/8/2022).

Oleh sebab itu, dia menyatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini masih terus berjuang merebut kemerdekaan. Kemerdekaan yang dimaksud adalah bagaimana mengentas kemiskinan, kebodohan dan anak putus sekolah.

“Maka hari ini kemerdekaan kita adalah untuk merebut kemerdekaan itu dari kebodohan, kemiskinan, pengangguran dan anak putus sekolah. Jadi, perjuangan kita masih berlanjut hari ini,” ujarnya.

Di bulan kemerdekaan ini, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku, momentum yang paling disukainya adalah ketika prosesi upacara pengibaran bendera merah putih. Menurutnya, filosofi pengibaran bendera dengan iringan lagu Indonesia Raya itu akan memunculkan semangat kepahlawan.

“Bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus terus berjuang sampai saat ini. Karena kebahagiaan harus kita raih seperti yang diimpikan dan diidamkan seluruh pahlawan negara Indonesia ini yang telah gugur mendahului kita,” tuturnya.

Baginya, setiap warga Negara Indonesia harus memiliki harkat, martabat dan derajat yang sama. Di Kota Surabaya sendiri, ia pun memandang hal itu harus terus diwujudkan dengan rasa gotong-royong dan kebersamaan.

“Maka di Surabaya harus kita wujudkan tidak ada yang lemah, tidak ada yang kuat. Tapi bagaimana saling gotong royong di Kota Surabaya,” tegasnya.

Untuk mencapai kemerdekaan saat ini di Kota Pahlawan, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku membutuhkan peran serta Kader Surabaya Hebat (KSH) serta masyarakat. Sebab, pemkot tak akan bisa bekerja sendiri tanpa bantuan KSH dalam memastikan intervensi yang diberikan kepada warganya itu tepat sasaran.

“Hari ini untuk melawan kemiskinan, melawan kebodohan, untuk mengatasi putus sekolah, kita membutuhkan data yang luar biasa (valid). Dan data hari ini (data) dipegang oleh Pahlawan Kota Surabaya,” katanya.

Maka dari itu, Wali Kota Eri Cahyadi berpendapat, bahwa Pahlawan masa kini adalah Kader Surabaya Hebat (KSH). Karena baginya, perjuangan mereka tidak hanya satu, tapi bagaimana mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan anak putus sekolah dengan bersinergi bersama Pemkot Surabaya. “Jadi, Pahlawan masa kini di Surabaya adalah Kader Surabaya Hebat,” jelasnya.

Oleh sebabnya, di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI ini, ia juga berharap sekaligus mengajak masyarakat untuk berjuang bersama pemerintah dalam melawan kemiskinan, kebodohan serta anak putus sekolah. Karena baginya, seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Surabaya, harus memiliki harkat dan martabat yang sama baik dalam bidang pendidikan maupun kehidupan.

“Kita pastikan jangan sampai Surabaya ini bisa menjadi orang-orang yang kapitalis. Karena itu kita membutuhkan perjuangan, terus bergerak membangun dengan gotong-royong di Surabaya,” pungkasnya. (Q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *