Jatim RayaPemerintahan

Akses Malang – Lumajang Ditutup Sementara, Gubernur Imbau Masyarakat Gunakan Jalur Probolinggo Hingga Kondisi Aman

33
×

Akses Malang – Lumajang Ditutup Sementara, Gubernur Imbau Masyarakat Gunakan Jalur Probolinggo Hingga Kondisi Aman

Sebarkan artikel ini

KAB. LUMAJANG (Suarapubliknews) – Sehari setelah terjadinya Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru pada Minggu (4/12), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terjun langsung meninjau sejumlah posko pengungsian dan lokasi terdampak,  Senin (5/12).

Ia mendatangi beberapa lokasi seperti Kantor Balai Desa Penanggal, serta Jembatan Kajar Kuning Kecamatan Candipuro, Kab. Lumajang. Selain meninjau kondisi para pengungsi serta sejumlah daerah terdampak untuk memastikan proses evakusi dan penanganannya berlangsung dengan baik.

Gubernur Khofifah mengatakan, pasca terjadinya APG Semeru, dirinya langsung  berkoordinasi dengan Bupati Lumajang serta jajaran OPD terkait di Pemprov Jatim. Ia pun langsung menerjunkan Tim Kesehatan dan Tim dari BPBD Provinsi Jatim untuk menguatkan titik-titik pengungsian terutama dari sisi evakuasi dan logistik.

Tidak hanya itu, bersama jajaran Forkopimda Jatim terus melakukan koordinasi dan sinergi memastikan proses evakuasi berlangsung dengan cepat dan lancar, serta kebutuhan logistik maupun kesehatan tercukupi dengan baik. Hal ini karena keamanan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.

“Jadi kami bersama Pak Pangdam dan Pak Kapolda akan terus koordinasi memberikan penanganan terbaik bagi masyarakat terdampak. Pak Kapolda dengan Kapolres di sini, Pak Pangdam dengan Dandim di sini, dan saya dengan Pak Bupati. Kita bersama-sama membangun sinergi agar penanganan berjalan baik. Mohon  semua pihak  bergerak saling bergotong royong , karena masih ada potensi keluarnya material gunung Semeru terutama ketika terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, ada kekhwatiran lahar dingin dengan volume yang tinggi  akan turun kembali,” katanya.

Untuk itu, Ia meminta seluruh elemen untuk bergerak bersama saling membantu dan bergotong royong karena masing-masing memiliki tugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat. Tidak hanya itu, ia juga mengapresiasi masyarakat yang sangat  tanggap terhadap bencana sehingga melakukan evakuasi secara mandiri.

“Seperti masyarakat yang ada di pengungsian di balai desa  ini. Masyarakat di sini sudah sangat mengenali kapan harus melakukan evakuasi dan hal ini menjadi penting. Seperti salah satu keluarga yang ada di  sini tadi malam mendengar ada pergerakan di Semeru, dan kemudian pagi mereka sudah melakukan evakuasi secara mandiri,” lanjutnya.

Ia juga berterima kasih kepada PLN sudah 100% menyelesaikan tugasnya. “Hal ini penting karena kehidupan masyarakat ini memang banyak hal harus disupport oleh akses penerangan dan PLN sudah 100% menyelesaikan tugasnya,” imbuhnya.

Gubernur Khofifah terus memastikan kebutuhan logistik dan layanan kesehatan terutama kepada para pengungsi tercukupi dengan baik. “Sesuai koordinasi saya dengan Pak Bupati bahwa Tim Kesehatan Pemprov fokus di Pronojiwo dan Tim dapur umum dari BPBD juga disiapkan di Pronojiwo. Meskipun dapur umum dari BPBD Provinsi juga disiapkan di Candipuro ini,” ungkapnya.

Meski  demikian tim dukungan psikososial tetap dibutuhkan. Trauma terhadap letusan Awan Panas Guguran tahun lalu masih kuat dalam memory mereka. Oleh karenya pemprov Jatim melalui Dinas Sosial Jatim akan segera menurunkan tim dukungan psiko sosial ke Lumajang.

Terdapat dua jembatan akses ke Pronojiwo yang terdampak APG Semeru kemarin, yakni Jembatan Kajar Kuning serta Jembatan Gladak Perak. Jembatan Kajar Kuning sendiri baru tiga bulan lalu diresmikan Gubernur Khofifah, dan saat ini kondisinya tertutup abu vulkanik.

“Jembatan Gladak Perak termasuk Jembatan Kajar Kuning kondisinya belum dimungkinkan untuk dilewati. Sehingga untuk koneksitas ke Malang dan sebaliknya , saya ingin menyampaikan masyarakat Lumajang dan masyarakat Malang termasuk Pronojiwo yang akan ke Lumajang sementara lewat Probolinggo. Sampai kondisi semua aman dan memungkinkan untuk bisa dilewati,” terangnya.

09:22 PM

Sedangkan untuk hunian tetap (huntap), saat ini telah ada huntap di Sumber Mujur. Untuk itu akan kembali dilakukan identifikasi kembali bilamana masyarakat Kajar Kuning  ada belum menerima  huntap mengingat jumlah huntap yang siap pakai masih ada lebih 500 unit.

“Untuk masyarakat Kajar Kuning yang belum menerima  huntap di Sumber Mujur. Karena huntap siap pakai masih lebih 500 unit maka kesempatan untuk melakukan identifikasi agar mereka bisa segera masuk huntap sehinggga tidak di area pengungsian.  Khususnya huntap bagi  masyarakat Kajar Kuning, yang masuk area zona merah” tambahnya.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan bahwa kondisi masyarakat pada hari ini relatif lebih aman. Meskipun status yang dikeluarkan PVMBG masih level IV (status awas), namun langkah-langkah penanganan pengungsi terhadap masyarakat yang ada di tepian aliran lahar masih jadi prioritas.

“Termasuk juga antisipasi kalau adanya curah hujan tinggi terutama di puncak Semeru. Karena di atas masih ada potensi APG yang potensinya akan menurunkan lahar dingin. Sedangkan terkait keputusan status tanggap darurat yakni selama 14 Hari. Meskipun dampaknya tidak sebagaimana luasan besarnya seperti tahun lalu. Saya juga terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami,” katanya.

Di Balai Desa Penanggal, Gubernur Khofifah turut menyerahkan bantuan korban bencana kepada Bupati Lumajang yakni berupa Beras 1000 kg (@ 65 Kg Reguler), Mie Instan 50 Karton, Minyak Goreng 200 Liter, Masker Kain Anak 4.000 Pcs, Masker Kain Dewasa 6000 Pcs, Masker Medis 10.000 Pcs.

Selanjutnya, Selimut 100 Pcs, Kasur Lipat 50 Pcs, Bantal 50 Pcs, Pakaian Perempuan 50 Paket, Pakaian Laki-laki 50 Paket, Air Mineral 35 Karton, Sabun Detergen 1 karton, Sabun Mandi 2 Karton, Sarden 200 Kaleng, Gula 200 Kg, dan Terpal 50 Pcs.

Dalam kesempatan yang sama, Ia juga meninjau Jembatan Kajar Kuning yang menghubungkan Dusun  Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kec. Candipuro dan Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kec. Pronojiwo.

Menurut BPBD Kab. Lumajang, jembatan tersebut rata akibat terjangan banjir material panas dari APG Gunung Semeru. Sejauh ini, tidak ada korban jiwa dari ambrolnya jembatan. Hanya saja, sebagian rumah warga dan persawahan tertutup abu setelah jembatan hancur. (Q cox, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *