Jatim Raya

DLKH Kabupaten Sidoarjo Hentikan Bahan Bakar Sampah Plastik Impor

8
×

DLKH Kabupaten Sidoarjo Hentikan Bahan Bakar Sampah Plastik Impor

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews) – Di ruang rapat Delta Wicaksana Setda Kab Sidoarjo, menggelar rapat koordinasi bersama Dinas lingkungan hidup dan Kebersihan serta OPD lainnya. Rabu (17/7/2019).

Rapat koordinasi ini melibatkan pengusaha tahu untuk menyikapi pengganti bahan bakar plastik import yang dihadiri Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin SH.

Dalam sambutannya Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab Sidoarjo, Ir Sigit Setyawan MSi menjelaskan, bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti pemberitaan di media beberapa waktu yang lalu.

Pasalnya, para pengusaha tahu di wilayah Kabuoaten Sidoarjo yakni di Desa Tropodo, Kec Krian menggunakan bahan bakar sampah plastik impor yang didapat dari Desa Bangun, Mojokerto.

Sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) juga telah melakukan konfirmasi di lapangan, setelah itu Gubernur Jatim bersama jajaran juga melakukan konfirmasi di lapangan, baik di Sidoarjo maupun di Kab Mojokerto.

Terakhir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga melakukan cek lapangan yang dipimpin langsung Dirjen Pengolahan Sampah dan Limbah B3, yang langsung koordinasi dengan pihak bea cukai untuk menghentikan import sampah ini.

Menurut Sigit, penggunaan bahan bakar sampah plastik ini sangat tidak dianjurkan, karena tindakan ini melanggar hukum, menimbulkan polusi, dan banyak warga sekitar yang terserang ISPA.

”Dari data yang terungkap di Bea Cukai Surabaya, kini 87 kontainer mixed paper sedang diproses Bea dan Cukai Tanjung Perak Surabaya, diantaranya lima kontainer sudah reekspor, delapan kontainer siap direekspor,” jelas Sigit.

Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, pada saat berdialog dengan para pengusaha tahu, mengungkapkan keseriusan Pemkab Sidoarjo dalam mencarikan solusi yang baik bagi para pengusaha tahu di Desa Tropodo.

”Maka pada rapat ini, selain OPD juga mendatangkan pihak PGN, dalam rangka memberikan solusi bahan bakar termurah, apakah itu, kayu, gas alam atau sampah lokal/TPST,” jelas Wakil Bupati Sidoarjo.

Salahsatu pengusaha tahu, Ismail, mengaku senang dengan adanya solusi ini, karena menurutnya, dirinya bersama-sama dengan warganya ingin merubah bahan bakar limbah plastik itu kepada bahan bahan yang tidak membahayakan.

“Semoga solusi ini segara bisa terealisasikan, karena di desa kami ada sekitar 50 pengusaha. Mereka rata-rata memiliki sekitar 20 karyawan per perusahaan. Dari 50 pengusaha itu, tiap harinya bisa menghabiskan sekitar 50 ton kedelai,” katanya. (q cox, NH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *