Jatim RayaPeristiwa

Kurva Covid-19 Surabaya Raya Belum Menggembirakan, PSBB Mungkin Diperpanjang

5
×

Kurva Covid-19 Surabaya Raya Belum Menggembirakan, PSBB Mungkin Diperpanjang

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Pembatasan Sosial Berskala Besar Surabaya Raya masuk hari ke-11 pada Jumat (8/5/2020). Tinggal tiga hari lagi, Senin (11/5/2020), PSBB seharusnya sudah berakhir.

Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Jatim yang juga Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono mengatakan Pemprov Jatim belum bisa mengumumkan keputusan tentang perpanjangan PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Namun, berdasarkan data kurva kasus Covid-19 yang dikumpulkan oleh Tim Kuratif Gugus Tugas Jatim, angka penularan di tiga wilayah belum menggembirakan. “Intinya kami belum bisa mengumumkan apakah PSBB akan diperpanjang atau tidak, tapi berdasarkan data ini, ada kemungkinan (diperpanjang). Kami masih perlu melakukan observasi,” katanya.

Pemprov Jatim, perlu mengobservasi perkembangan tren peningkatan kasus Covid-19 di tiga wilayah pelaksana PSBB, setidaknya sampai H-2 atau H-1 sebelum berakhir. “Kami tekankan lagi, PSBB ini untuk membatasi pergerakan manusia yang harus ditahan. Maka aturan seperti penggunaan masker, cuci tangan, dan di rumah saja harus diperketat,” lanjut Heru.

Ahli Kajian Epidemiologi FKM Unair, dr. Windhu Purnomo menilai, PSBB seharusnya diterapkan minimal 28 hari hingga satu bulan. Dari sudut pandang epidemiologi, sebagian besar pola penularan Covid-19 secara global lebih dari dua minggu.

“Hanya 30 persen orang terjangkit Covid-19 yang mengalami masa inkubasi virus selama 14 hari. Selebihnya, baik dengan gejala maupun tidak ada gejala bisa lebih dari 21 hari hingga satu bulan,” terang Ketua Tim Advokasi PSBB dan Surveilans Covid-19 itu.

Dokter Windhu khawatir, kalau jumlah pertumbuhan kasus di suatu daerah masih flat selama dua minggu penerapan PSBB lalu pemerintah mencabut kebijakan, ada risiko munculnya gelombang kedua. Bila kurva kasus belum menunjukkan penurunan selama PSBB, lebih baik PSBB diperpanjang.

“Melihat kondisi itu, PSBB memang seharusnya minimal 28 hari. Dua minggu untuk evaluasi. Tapi dari segi penularan kasus minimal 28 hari. Semoga dilanjutkan PSBB tidak berhenti di 14 hari,” katanya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *