Peristiwa

PDIP Surabaya Berduka atas Wafatnya Tokoh NU Cak Choirul Anam: Beliau Sosok Egaliter

52
×

PDIP Surabaya Berduka atas Wafatnya Tokoh NU Cak Choirul Anam: Beliau Sosok Egaliter

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ PDI Perjuangan Kota Surabaya menyampaikan duka mendalam atas wafatnya tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Choirul Anam, pada usia 69 tahun di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Kota Surabaya, Senin (9/10/2023), pukul 05.45 WIB.

Choirul Anam atau akrab disapa Cak Anam wafat setelah dirawat sekitar dua pekan di RSI Jemursari.

“Kami keluarga besar PDI Perjuangan Kota Surabaya turut berduka atas meninggalnya Cak Anam. Semoga beliau mendapat tempat terbaik dan termulia di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa; serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan dalam situasi duka ini,” ujar Ketua DPC PDIP Surabaya, Adi Sutarwijono.

Adi mengenal Cak Anam bukan hanya sebagai tokoh NU, tetapi tokoh pergerakan politik. Cak Anam juga dikenal suka membimbing para aktivis, termasuk para yuniornya di dunia politik dan aktivisme.

“Saya secara pribadi, dulu tahun 90-an dan awal tahun 2000-an, beberapa kali cangkrukan dengan Cak Anam. Beliau tidak pelit berbagi ilmu, berbagi pengalaman, agar kami para yuniornya ini bisa menjadi lebih baik. Beliau senior panutan,” ujar Adi yang juga ketua DPRD Kota Surabaya.

Adi mengatakan, banyak kalangan merasa kehilangan dengan meninggalnya Cak Anam. Itu karena sikap Cak Anam yang egaliter, tidak pernah membeda-bedakan kolega, dan selalu ringan tangan dalam menolong.

“Cak Anam adalah sosok egaliter. Meski sebenarnya beliau adalah tokoh Jatim dan nasional, ketika cangkrukan dengan kami, tetap tidak sombong. Egaliter khas arek Surabaya dan Jawa Timur,” ujar Adi.

Almarhum lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada 30 September 1954. Ia wafat pada usia 69 tahun. Sejak mahasiswa, almarhum aktif di berbagai organisasi, mulai dari PMII hingga GP Ansor. Cak Anam juga menjadi Pendiri sekaligus Dewan Kurator Museum NU di Surabaya.

“Beliau juga seorang penulis dan jurnalis yang produktif,” ujar Adi.

Cak Anam memang rutin menulis buku, antara lain buku “Pemikiran KH Achmad Siddiq”, “Gerak Langkah Pemuda Ansor”, dan “Jejak langkah Sang Guru Bangsa: Suka Duka Mengikuti Gus Dur Sejak 1978”. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *