Jatim RayaPemerintahanPeristiwa

Gernas Ketahanan Pangan Jajaran TNI di Ngawi, Sekdaprov Adhy Sebut Produktivitas Jatim Tahun Ini Justru Meningkat

145
×

Gernas Ketahanan Pangan Jajaran TNI di Ngawi, Sekdaprov Adhy Sebut Produktivitas Jatim Tahun Ini Justru Meningkat

Sebarkan artikel ini

NGAWI (Suarapubliknews) ~ Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Gerakan Nasional Ketahanan Pangan Jajaran TNI yang digelar oleh Kodam V / Brawijaya dalam rangka HUT ke 78 TNI di Dusun Sukowiyono Lima, Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Rabu (1/11).

Bersama dengan Pangdam V / Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Wakil Bupati Ngawi Dwi Riyanto Jatmiko, dan jajaran Forkopimda Ngawi, Sekdaprov Adhy secara simbolis memanen padi di sawah wilayah Poktan Sri Agung. Total lahan sawah memiliki luas 2.024 hektar yang meliputi empat desa yakni Desa Sukowiyono, Desa Bintoyo, Desa Tunggulrejo, dan Desa Pangkur.

Varietas utama padi yang ditanam di areal tersebut ialah Inpari 32, Ciherang, dan Logawa dengan potensi panen 9-10,2 ton per hektar. Menariknya, areal persawahan ini telah menerapkan Metode Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan. Salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan pupuk organik.

Gerakan Nasional Ketahanan Pangan ini merupakan jawaban atas isu krisis pangan yang saat ini dialami dunia. Bahkan Food and Agriculture Organization (FAO) telah mengeluarkan peringatan ancaman krisis pangan dunia yang disebabkan oleh dampak perubahan lingkungan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang.

Sekdaprov Adhy menjelaskan, di Indonesia sendiri adanya fenomena El Nino dan perkiraan hujan yang mundur telah menunjukkan dampak kekeringan, penurunan curah hujan, peningkatan titik api, serta kerawanan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sehingga diperlukan langkah strategis untuk mengantisipasi dampak lanjutan utamanya sektor pertanian yang merupakan penyangga pangan. “Gerakan Nasional ini menjadi langkah antisipatif terhadap setiap dampak yang mungkin terjadi terkait keamanan dan stabilitas pangan dalam negeri,” katanya.

Ia juga mengapresiasi sinergitas TNI dan pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan di Jatim. Sehingga Jatim bisa mempertahankan predikat lumbung pangan nasional hingga saat ini.

“Dengan sinergitas ini, produktivitas pertanian Jatim tidak terganggu bahkan meningkat dibanding tahun sebelumnya. Meskipun di tengah dampak kekeringan akibat El Nino,” ujarnya.

Berdasarkan angka sementara produksi padi dari Badan Pusat Statistik, angka produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton gabah kering giling (gkg) atau setara beras sebesar 5,538 juta ton. Angka produksi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton gkg. Hal ini membuat Jatim menjadi lumbung pangan nasional secara empat tahun berturut-turut sejak 2020 hingga 2023.

“Kabupaten Ngawi tempat kita melaksanakan giat hari ini adalah salah satu produsen padi terbesar di Jawa Timur dengan angka produksi padi sebesar 797.015 ton gkg yang capaiannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 755,9 ribu ton gkg,” jelasnya.

Penerapan pupuk organik ini tidak hanya mampu memperbaiki kualitas tanah namun juga bisa menjadi solusi permasalahan pupuk subsidi yang terbatas dari Kementerian Pertanian. Pemprov Jatim juga terus berupaya agar permasalahan ini bisa tertangani dengan baik.

“Melalui korporasi petani kami mendorong adanya keseragaman kebutuhan secara proporsional. Sehingga terpetakan dan bisa kami jaga kelancaran distribusi pupuk subsidi sesuai dengan waktu tanam. Kami pastikan juga semua petani, gapoktan, baik di desa maupun di lahan hutan sosial mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses pupuk subsidi,” jelasnya.

Sementara itu, Pangdam V / Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh program-program ketahanan pangan yang dilakukan oleh Pemprov Jatim maupun Pemkab Ngawi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami juga telah memerintahkan Danrem dan Dandim hingga para Babinsa untuk melakukan pendampingan terhadap para petani agar upaya ketahanan pangan Jatim bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Di sisi lain, Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono berterima kasih atas dukungan dari TNI dan Pemprov Jatim terhadap para petani di Kabupaten Ngawi. Sehingga produktivitas pertanian di Ngawi tetap berjalan lancar.

“Alhamdulillah saat ini rata-rata Indeks Pertanian di Kabupaten Ngawi sudah mencapai 2,88 kemudian produktivitas padi di Kabupaten Ngawi mencapai kurang lebih 920 ribu ton per tahun,” jelasnya.

Di tengah kekeringan yang diakibatkan El Nino, Bupati Ony menyampaikan bahwa saat ini di wilayahnya telah menggunakan pengairan yang berasal dari sumur-sumur di areal persawahan. Air dari sumur tersebut dipompa menggunakan pompa listrik untuk mengairi sawah.

“Dengan demikian, para petani tak perlu bingung ketika debit air di sungai mengecil akibat musim kering. Mereka tetap bisa mengairi sawah dan siklus tanam-panen tidak terganggu,” pungkasnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *