Hukrim

Buntut Perkelahian Mantan Ketua HIPMI Jatim, Pengacara: Keterangan Saksi Korban Tak Konsisten

16
×

Buntut Perkelahian Mantan Ketua HIPMI Jatim, Pengacara: Keterangan Saksi Korban Tak Konsisten

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews.net) – Persidangan kasus perkelahian antara Handy Natanael Setiawan-Jimmy Cen dan mantan Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah Cs kembali berlanjut di Pengadilan Negeri Surabaya, Selasa (11/12). Sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi korban.

Kasus ini bermula dari perkelahian Handy dan Jimmy dengan Giri Bayu yang datang bersama teman-temannya, yaitu Dewi, Rizzal, Muhamad Balsum, dan Jenifer, yang terjadi pada Januari 2018 di sebuah tempat hiburan yang ada di salah satu hotel di Surabaya.

Dalam momen itu, Handy dan Jimmy yang terdesak dalam perkelahian melaporkan Giri dan temannya ke kepolisian hingga berlanjut ke persidangan saat ini.

Penasihat hukum Giri, Hidayat, mengatakan, dalam persidangan, tampak jelas keterangan saksi korban tidak konsisten.

“Ada yang tegas bilang Giri ikut memukul dan berkelahi, ada yang bilang ragu, seolah tidak ingat,” ujar Hidayat.

Hal tersebut, kata Hidayat, membuktikan bahwa ketika perkelahian terjadi, para pihak itu diduga dalam pengaruh minuman keras beralkohol.

“Sebenarnya keterangan saksi korban itu dengan sendirinya membuktikan bahwa kasus ini bukan penganiayaan, tapi perkelahian. Ada Handy Nathanael dan Jimmy di satu kubu, dan Saudara Giri dan temannya di kubu lain. Dua kelompok ini berkelahi karena salah paham,” jelas Hidayat.

Hidayat menjelaskan, pemicu terjadinya perkelahian adalah karena para korban sebelumnya melontarkan ucapan yang bernada hinaan terhadap Dewi, yang datang bersama Giri, Balsum, Rizzal, dan Jennifer.

Permasalahan bermula saat Dewi adu mulut dengan korban Handy Natanael ketika sedang berada di lorong. Adu mulut bermula saat Handy dan Jimmy lewat sambil menyindir, mengapa di tempat itu terjadi keributan. Saat itu memang sempat terjadi keributan kecil sebelum Handy Natanael dan Jimmy Chen masuk.

”Mangan bubur ae ojok koyok wong susah(makan bubur saja jangan seperti orang susah),” begitu Handy menyindir sambil menatap Dewi.

Merasa tidak terima, Dewi menyuruh Handy Natanael untuk diam saja. Itulah awal mula pemantik keributan, karena Handy Natanael kemudian menghardik Dewi sambil mengucapkan kalimat bernada menghina yang sangat sensitif.

”Klien saya, Dewi, tidak terima. Kenapa dia dihina. Saya tidak bisa sebutkan hinaannya karena sangat sensitif bagi masyarakat kita. Handy juga menghina apakah Dewi punya duit, dan itu sudah merendahkan Dewi. Ya memang Bapak Handy Natanael dan Jimmy Chen lebih kaya, tapi kan tidak perlu merendahkan orang seperti itu,” ujar Hidayat.

Dia menjelaskan, kemudian terjadi aksi saling dorong, dan kemudian Jimmy mendorong Dewi. Secara refleks, Dewi menarik baju Handy Natanael. Ternyata, Handy meresponsnya dengan masih menyinggung kemampuan keuangan Dewi.

”Saat ditarik bajunya, Handy bilang, emang orang pribumi kayak elu (Dewi) bisa beli baju kayak begini? Lagi-lagi menghina secara ekonomi. Karena merasa harga dirinya dihina, Dewi langsung berteriak, ayo kalau berani pukul saya. Suasana saling dorong. Lalu Jimmy Chen mendorong dan memukul Dewi, itu kena pipi. Kemudian Dewi berteriak minta tolong Balsum,” ujarnya.

Balsum lalu datang dan melerai. Tapi suasana tetap tak kondusif. Balsum membela Dewi dengan menendang Handy.

“Situasi chaos waktu itu, karena sebagian di antaranya sempat minum alkohol meskipun tidak banyak,” imbuh Hidayat.

”Jadi ada pengalaman traumatis yang dialami oleh klien saya karena dihina satu hal yang sensitif, juga dihina soal latar belakang ekonominya. Kita lihat nanti di persidangan seperti apa,” pungkasnya. Dan sidang perkara ini akan dilanjutkan lagi pekan depan. (q cox)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *