Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Berikan Penghargaan Inovasi Kepada 4 Bupati

10
×

Gubernur Khofifah Berikan Penghargaan Inovasi Kepada 4 Bupati

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan penghargaan inovasi kepada empat bupati di Jawa Timur karena berhasil melahirkan dan melaksanakan inovasi-inovasi yang berdampak pada peningkatan kualitas layanan dasar, pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan di Jawa Timur. Keempat bupati tersebut adalah Bupati Pacitan, Trenggalek, Bondowoso  dan Lumajang.

Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa akan ada bantuan untuk kecamatan yang memperoleh penghargaan dalam kegiatan ini. “Untuk angka dan bentuk bantuannya seperti apa, akan diinformasikan lagi nanti. Tapi untuk sekarang, semoga ini dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk mengembangkan inovasi yang bisa lebih baik lagi,” katanya.

Beberapa inovasi itu telah teruji mampu meningkatkan kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat untuk menyukseskan program pemerintah One District One Innovation. Di antaranya adalah aplikasi Sistem Informasi Ibu dan Bayi (SIBUBA), yang membantu Pemerintah Kabupaten Bondowoso menekan angka kematian Ibu dari 192,2/100.000 kelahiran hidup di tahun 2018, menjadi 177,4/100.000 kelahiran hidup di tahun 2020.

Inovasi Layanan Administrasi Kependudukan Berbasis Kewenangan Desa atau LABKD di Pacitan juga terbukti memudahkan masyarakat mengurus dokumen kependudukan yang kini hanya perlu datang ke kantor desa.

Sementara itu, inovasi Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya (MUSRENA KEREN) dan Sekolah Perempuan, Disabilitas, Anak, dan Kelompok Rentan lainnya (SEPEDA KEREN) di Kabupaten Trenggalek, memastikan semua masyarakat, tanpa terkecuali, terlibat aktif dalam pembangunan yang inklusif.

Lebih jauh lagi, Kabupaten Trenggalek telah mengembangkan model Keperantaraan Pasar yang meningkatkan kemampuan para petani dan pengelola Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) di Kecamatan Pule, dalam mengolah tanaman biofarmaka (rempah-rempah), dan mempertemukan mereka dengan pembeli potensial dan lembaga pendanaan.

Tak hanya itu, Inovasi Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD) di Lumajang menempatkan kecamatan sebagai Pusat Belajar Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (PB-PKAD) sehingga pembinaan dan pengawasan desa menjadi lebih baik.

Seluruh inovasi dari kabupaten tersebut merupakan hasil kolaborasi Pemprov Jawa Timur dengan Program KOMPAK (Kolaborasi Masyarakat Pelayanan untuk Kesejahteraan) yang merupakan kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia.

Kolaborasi ini dimulai sejak 2015 dan bertujuan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan melalui perbaikan akses dan kualitas layanan dasar, peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin dan rentan di tujuh propinsi termasuk Jawa Timur.

Sebelum melaunching, Gubernur Khofifah menyempatkan berkunjung ke stand-stand pameran yang merupakan rangkaian kegiatan tersebut. Salah sayunya yaitu stand Pemkab Lumajang Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Terpadu (PKADT).

Saat di stand tersebut, Gubernur Khofifah memberikan masukan terkait monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas aparatur desa terpadu. Sehingga penyusunan dan perencanaannya bisa dilakukan tepat waktu.

Kasubid Kesra Bappeda Kab. Lumajang Muis mengatakan, ini sejalan dengan tujuan Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Terpadu (PKADT) Kab. Lumajang untuk penyusunan dan perencanaan, penganggaran tepat waktu, tepat format dan tepat prosedur. “PKADT memang program terpadu semuanya berperan. Arahnya kita menciptakan fasilitas belajar atau tot di tingkat desa sehingga mereka bisa memecahkan,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *