Politik

Fotonya Diedit dan Dipajang Untuk Kepentingan Pilkada, Pelajar Surabaya Kecewa

55
×

Fotonya Diedit dan Dipajang Untuk Kepentingan Pilkada, Pelajar Surabaya Kecewa

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) – Mengaku fotonya saat sebagai penari dicomot untuk kepentingan politik di Pilkada Surabaya 2020, pelajar di Kota Pahlawan menyampaikan kekecewaannya karena sama sekali tak pernah dimintai izin.

Selain permasalahan izin, para pelajar juga mempermasalahkan foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dipotong (crop). Menurut para pelajar, dalam foto asli, sebenarnya di tengah mereka ada sosok Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini.

”Permisi Pak, ini kok ada foto saya dan teman-teman saya di postingan bapak, tanpa ada izin ya pak? Dan sebelumnya Bu Risma juga ada di foto tersebut berada di tengah kami, kok jadi ndak ada?” tulis pelajar dengan akun @deajengramadin

Tak hanya pada satu unggahan, pelajar tersebut juga protes di unggahan lainnya yang juga mengambil foto dia dan teman-temannya sebagai penari tanpa izin. Tercatat sedikitnya dua unggahan yang diprotes sang penari, yaitu pada 13 Maret dan 19 Maret.

Dalam keterangan kepada media, pelajar bernama Deajeng Ferenaza Ramadin tersebut mengakui bahwa dia melayangkan protes atas unggahan foto tersebut.

”Kami sangat menyayangkan adanya foto kami, para penari di acara Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2015 yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya, diedit dan ditayangkan di postingan instagram, tanpa seizin kami,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Pada 2015, Deajeng merupakan pelajar di salah satu SMA di Surabaya. ”Foto tersebut digunakan dan diunggah oleh akun tersebut pada bulan Maret, namun kami baru menyadarinya akhir-akhir ini,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, dalam foto tersebut sebenarnya juga ada sosok Risma, namun dalam unggahan dihilangkan.

”Foto yang digunakan tersebut kami abadikan saat momen berfoto bersama Ibu Walikota Tri Rismaharini yang sebenarnya berada di tengah kami. Namun dalam unggahan yang telah diedit tersebut, foto Bu Risma dihilangkan,” jelasnya.

Deajeng memaparkan, foto tersebut bisa jadi diambil melalui mesin pencari Google, karena memang foto itu pernah diunggah di Facebook.

Namun, pihaknya sangat menyayangkan penggunaan fotonya untuk keperluan politik tanpa adanya izin. Maka dia berharap adanya klarifikasi dari pihak pengunggah foto kepada dirinya tentang penggunaan foto.

“Semoga pilkada dapat jadi ajang adu karya yang sehat bagi semua,” kata Deajeng yang kini sudah duduk di bangku kuliah. (q cox)

Foto: Foto asli yang diedit dan diunggah di postingan instagram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *