Jatim RayaPemerintahan

Gubernur Khofifah Lepas 30 Santri Penerima Beasiswa ke Al Azhar Kairo

16
×

Gubernur Khofifah Lepas 30 Santri Penerima Beasiswa ke Al Azhar Kairo

Sebarkan artikel ini

SURABAYA (Suarapubliknews) ~ Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas 30  penerima beasiswa santri pondok pesantren (BSPP) untuk menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Kepada para santri, Gubernur Khofifah menyampaikan pesan penting agar mereka senantiasa menjaga dan  memperdalam keilmuan tentang Islam Wasathiyah, Moderasi dan Toleransi seperti yang selama ini menjadi garis pembelajaran di Universitas Al Azhar-Kairo Mesir.

Di samping itu, Gubernur Khofifah juga berpesan agar para santri penerima beasiswa senantiasa bersikap santun, disiplin dan rajin. Jaga nama Jawa Timur dan tentu nama  bangsa Indonesia. “Ini sangat penting yang saya sampaikan supaya menjadi catatan anak-anakku semua. Mahasiswa Indonesia terutama Jawa Timur dikenal memiliki akhlak yang bagus, santun dan rajin mencari ilmu,” katanya saat acara pelepasan keberangkatan peserta program beasiswa santri pondok pesantren (BSPP) di Gedung Negara Grahadi, Senin (6/3).

Gubernur Khofifah berharap semua santri yang berkesempatan meraih beasiswa di Al Azhar senantiasa rajin dan disiplin selama menimba ilmu disana. Sebab, ini adalah kesempatan yang luar biasa dapat menimba ilmu langsung dari para syeikh dan ulama – ulama besar Al Azhar di Mesir. Selain itu, karakter itu juga sudah menjadi ciri khas mahasiswa Indonesia yang sudah dikenal oleh para ulama dan syeikh di Al Azhar Mesir.

Gubernur Khofifah bercerita, salah seorang syeikh di Al Azhar Mesir pernah bercerita bahwa suatu saat rombongan mahasuswa Indinesia terlambat. Beliau bersedia menunggu kedatangan  mahasiswa Indonesia yang pada suatu kali terlambat datang ikut pengajian beliau. Karena menurut beliau mahasiswa Indonesia dikenal dusiplin dan pencari ilmu.

“Mahasiswa Indonesia itu  disiplin mencari ilmu, bisa dipastikan tiap hari masuk, jadi saya tunggu sampai mereka datang mungkin ada masalah di perjalanan,” Mahasiswa Indonesia khususnya Jawa Timur yang sudah dikenal memiliki sifat rajin dan disiplin dalam mencari ilmu,  tolong hal yang baik itu dijaga” imbuhnya. menceritakan ucapan syeikh tersebut.

Tak hanya itu, Gubernur  Khofifah juga meminta agar para santri penerima beasiswa memperdalam ilmu terkait Islam wasathiyah, moderasi dan toleransi. Pasalnya Indonesia mampu berdiri kokoh sampai saat ini tentu karena ada landasan kuat yang mampu menyatukan berbagai perbedaan di negeri ini. Sehingga meski berbeda tetap saling menghormati dan menghargai. 

Ia juga berpesan agar para mahasiswa tersebut tidak mudah terpengaruh paham-paham atau ideologi-ideologi trans nasional yang tidak berseiring dengan NKRI. “Saya sampaikan betapa ada kunci-kunci yang menjadi perajut dari perdamaian,  kerukunan,  toleransi  dan moderasi  yang ada di negeri ini sehingga kalaupun ada perbedaan-perbedaan maka posisi perbedaan itu adalah ikhtilafu ummati Rahmatun (perbedaan pendapat adalah rahmat) tidak sampai meruncing yang bisa menimbulkan perpecahan,” ucapnya. 

Sebagai informasi, Program Beasiswa Santri Pondok Pesantren (BSPP) dirancang untuk memberikan peluang yang lebih luas bagi lulusan satuan pendidikan yang terintegrasi dengan pondok pesantren untuk mengembangkan minat bakat dan penguasaan disiplin keilmuan agama  serta dalam rangka pengabdian kepada pondok pesantren. Berdasarkan Lampiran Surat No: 194/TU/LPPD/Prov.Jatim/III/2023 peserta beasiswa Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah  sebanyak 30 mahasiswa.

Lebih lanjut dijelaskan Gubernur Khofifah, mereka dinyatakan lolos matrikulasi oleh Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA). Dari jumlah  240 pendaftar yang lolos verifikasi administrasi, melalui 2 tahap. Tahap 1 diuji kemampuan baca kitab dan pengetahuan agamanya oleh para ulama dan akademisi di LPPD untuk dipilih 60 peserta, selanjutnya ke 60 peserta tersebut diuji kemampuan bahasa arab dan hafalannya oleh dosen-dosen Universitas Al-Azhar Kairo Mesir untuk dipilih 30 peserta. 

Selanjutnya ke-30 peserta yang dinyatakan lolos seleksi 2 tahap tersebut dikirim ke Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) di Jakarta untuk ditingkatkan kemampuan bahasa arabnya dalam program matrikulasi selama 5 bulan. 

Sebagaimana diketahui, PUSIBA adalah satu satunya lembaga yang diakui/dipercaya Al Azhar untuk mempersiapkan kompetensi bahasa arab yang sesuai dengan standar mahasiswa Al-Azhar., dan ke 30 peserta secara keseluruhan dinyatakan lulus matrikulasi/tahdid mustawa oleh PUSIBA.

“Ke-30 peserta telah terdaftar dan memilih program studi keagamaan di Universitas Al-Azhar, seperti: Ushuluddin , Syari’ah, dan Bahasa Arab sehingga mereka dibebaskan dari SPP, sedangkan beasiswa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupa living cost, asrama, bantuan buku, dan pengobatan selama 4 tahun serta transport pulang pergi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jatim  Prof. Dr. Abdul Halim Soebahar menyampaikan bahwa keberangkatan 30 orang santri penerima beasiswa ke Kairo Mesir ini berkat dukungan luar biasa dari Gubernur Jawa Timur. 

“Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian semuanya khususnya kepada Ibu Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur mudah-mudahan terus memberikan perhatian pada percepatan pengembangan SDM pesantren yang lebih berkualitas di masa-masa yang akan datang,” katanya.

Pada kesempatan yang sama Gubernur Khofifah menyaksikan penandatanganan secara simbolis Surat Pernyataan Peserta BSPP 2022 Universitas Al-Azhar Kairo oleh Abdul Halim Soebahar selaku Ketua LPDP Jatim dengan Ahmad Roihan Ghilmanie dan Rihadatul Aisyil Fitriyah.

Turut hadir Wakil Ketua DPRD Prov. Jatim, Wakil Bupati Mojokerto, Ketua LPPD Jatim, dan Sekretaris LPPD Jatim, Asisten III Sekda Prov. Jatim, Ka. Diskominfo Prov. Jatim, Plt. Ka. Disdik Prov. Jatim, Karo Kesra Setda Prov. Jatim. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *