Peristiwa

Mesin pesawat terbakar, Pesawat Elang Air Meminta Kembali Mendarat

27
×

Mesin pesawat terbakar, Pesawat Elang Air Meminta Kembali Mendarat

Sebarkan artikel ini

SIDOARJO (Suarapubliknews) Pesawat Elang Air dengan rute Surabaya-Singapura yang baru saja mengudara mendadak meminta prioritas kembali mendarat atau Return To Base (RTB) kepada petugas Air Traffic Controller (ATC). Diketahui penyebabnya adalah mesin pesawat nomor 1 terbakar dikarenakan serangan burung (_bird strike_) saat pesawat berada pada ketinggian 200 feet. 

Saat proses pendaratan darurat, terjadi kendala pada sistem hidrolik yang mengakibatkan pesawat yang mengangkut 143 penumpang tersebut mengalami _over run_ atau keluar dari landas pacu. Tim Airport Rescue Fire Fighting yang telah _standby_ di ujung runway 28 setelah mendengar informasi kemungkinan pendaratan darurat dengan sigap langsung memadamkan api dan melakukan penyelamatan.

Tentu saja, peristiwa tersebut adalah sebuah skenario _aircraft accident_ pada kegiatan Penanggulangan Keadaan Darurat Dirgantara Raharja ke-108 (PKD ke-108) di Bandar Udara Internasional Juanda yang berlangsung Rabu (17/5). 

Untuk pertama kalinya sejak tahun 2018 lalu, PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda kembali menggelar latihan PKD yang disimulasikan dalam 3 (tiga) rangkaian latihan skala penuh atau _full scale_ yaitu aircraft _accident exercise, airport security exercise_ dan _fire building exercise_. 

General Manager Bandar Udara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar mengatakan kegiatan PKD ini merupakan rangkaian yang ke-108 dan dilaksanakan untuk melatih serta menguji kesiapan Bandara Juanda dalam menanggulangi keadaan darurat. 

“Seharusnya PKD _full scale_ dengan konsep _One Day Three Excercise_ ini kami laksanakan di tahun 2020 lalu. Namun di tengah kami menyiapkan PKD, pandemi melanda. Sehingga latihan PKD sempat ditiadakan namun kami tetap menyelenggarakan latihan-latihan dalam skala yang lebih kecil dan parsial,” terangnya.

Pada kegiatan PKD-108 ini Sisyani menyebut setidaknya melibatkan 810 personel dari stakeholder bandara yang merupakan anggota dari _Airport Emergency Committee_ dan _Airport Security Committee_ PT Angkasa Pura I antara lain TNI/Polri, BASARNAS, BPBD, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Pemadam Kebakaran (PMK) Waru dan Sidoarjo, Airnav Indonesia, Imigrasi serta beberapa rumah sakit di wilayah Sidoarjo.

“Sebagai salah satu bandara dengan trafik terpadat di Indonesia, Bandara Juanda harus senantiasa siap memberikan pelayanan yang optimal, terutama dalam menjaga keselamatan dan keamanan operasional bandara,” ujarnya. 

Dirinya memastikan bahwa kegiatan PKD tersebut telah dikomunikasikan kepada stakeholder melalu penerbitan NOTAM. “Melalui NOTAM tersebut kami menginformasikan bahwa di area sisi udara atau pada 420 meter sebelum Runway 28 kami melaksanakan pemadaman _mock up_ pesawat Elang Air yang disimulasikan mengalami pendaratan darurat dan _engine_-nya terbakar,” ucapnya.

Sisyani melanjutkan, bahwa dalam bisnis kebandarudaraan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan merupakan prioritas utama yang bersifat mandatori dan menjadi perhatian ekstra karena menyangkut keselamatan jiwa manusia. 

Karenanya, diperlukan pelatihan yang dilaksanakan secara berkala untuk menguji fungsi koordinasi, komunikasi serta komando antarunit dan instansi sesuai dengan Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandara atau _Airport Emergency Plan Document_ dan Dokumen Program Keamanan Bandar Udara atau _Airport Security Programme Document_. 

“Saat ini rata-rata _recovery rate_ pergerakan penumpang dan pesawat di Bandara Juanda pasca pandemi Covid-19 sudah mencapai 73 persen. Sampai dengan triwulan satu Bandara Juanda melayani 3,2 juta pergerakan penumpang dan lebih dari 22 ribu pergerakan pesawat. Melihat operasional bandara yang hampir pulih, Kami ingin memastikan seluruh aspek pelayanan selalu siap dalam kondisi apapun,” tambahnya. (q cok, tama dini)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *