Jatim Raya

Pesantren Tangguh di Jatim Sambut New Normal di Tengah Pandemi Covid-19

78
×

Pesantren Tangguh di Jatim Sambut New Normal di Tengah Pandemi Covid-19

Sebarkan artikel ini

SAMPANG (Suarapubliknews) – Penyiapan pesantren tangguh menghadapi era new normal di tengah pandemi covid-19 jelang kembalinya para santri terus dilakukan di Jawa Timur. Kini sudah cukup banyak pesantren di kabupaten/ kota di Jawa Timur yang sudah disiapkan sebagai pesantren tangguh bersama TNI – Polri dan juga pemerintah provinsi.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, 21 persen total pesantren di Indonesia ada di Jatim. Satu pesantren ada yang santrinya mencapai puluhan ribu. Sebut saja Pesantren Lirboyo, jumlah santrinya mencapai 28 ribu. Sehingga jelang kembalinya santri belajar di pesantren, maka sangat penting dilakukan penyiapan protokol kesehatan, apakah disebut Pesantren Tangguh atau yang lainnya.

“Di masa pandemi seperti ini, yang penularan virusnya sangat cepat dan terjadi dalam bentuk droplet atau percikan yang vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan, maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Maka kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik yang secara umum kami sebut sebagai pesantren tangguh,” katanya saat menghadiri peresmian pesantren tangguh di Pesantren Darul Ulum Gersempal Omben- Sampang.

Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Darul Ulum Garsempal Omben Sampang, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, juga Pondok Pesantren Al – Falah Jeblog Talun Blitar dan sebagainya. Tetapi peran dan inisiatif pondok pesantrenlah yang paling menentukan percepatan berdirinya pesantren tangguh ini.

Pondok pesantren tersebut telah menyiapkan kondisi pesantrennya aman dari penyebaran covid-19. Mulai dari kebersihan, penyiapan layanan kesehatan, penerapan protokol kesehatan, hingga protokol kegiatan belajar mengajar di pesantren selama masa pandemi.

Mantan Menteri Sosial RI ini mendukung digagasnya Pondok Pesantren Tangguh di berbagai Pondok Pesantren dan berharap agar pondok pesantren benar-benar aman dari penyebaran virus covid-19. Selanjutnya dapat mencegah penyakit menular lainnya.

“Kami berharap makin hari makin banyak pesantren yang akan menjadi role model pesantren tangguh terutama di tengah pandemi covid-19. Namun kami ingin model Pesantren Tangguh ini nantinya berkelanjutan,” lanjut Gubernur Khofifah.

Karenanya, ada tiga item penerapan wajib di Pesantren Tangguh. Yang pertama adalah Pesantren Sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, dan juga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun.

Kemudian kedua adalah pesantren bersih. Yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan.

“Dan yang ketiga adalah pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesanteen,” paparnya.

Dengan tiga item ini ditegakkan di Pesantren Tangguh, maka diharapkan juga bisa diterapkan di pondok pesantren lain di Jatim bahkan juga kalau bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di provinsi yang lain.

Sebagai dukungan penerapan new normal di lingkungan pesantren Gubernur Khofifah sudah menyiapkan bantuan guna mendukung pesantren tangguh untuk bisa menegakkan protokol kesehatan.

Gubernur akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jawa Timur dengan total 34.650 buah. Bantuan APD itu untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren. Selain itu Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Dan juga untuk untuk ustadz dan ustadzah sebanyak 52.759 blister.

Masker juga menjadi item yang juga akan didistribusikan pada pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji. Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah untuk santri dan juga sebanyak 52.759 buah untuk ustadz dan ustadzah.

Selain itu bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren. Juga sebanyak 981.122 botol hand sanitizers untuk santri dan ustadz ustadzah yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Timur.

Dan yang tak ketinggalan, agar pondok pesantren bisa selalu terjaga untuk kebersihannya dari virus, Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan desinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work.

Terakhir, para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan mendapat bantuan sembako.

“Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren,” harap Gubernur Khofifah. (q cox, tama dinie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *