SURABAYA (Suarapubliknew) – Penyintas Covid-19 yang Tergabung dalam Ikatan Alumni Pasien Sembuh COVID-19 RS Lapangan Indrapura menyelenggarakan acara gerakan maskerisasi dan edukasi yang diberangkatkan dari halaman Gedung Negara Grahadi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan edukasi adalah terkait bagaimana bersepeda yang aman di era pandemi sesuai pedoman WHO dan Bike to Work (B2W) Indonesia. Ini penting karena, dalam pedoman WHO Moving around during the COVID-19 outbreak disebutkan bahwa jalan kaki maupun bersepeda dianjurkan sebagai alternatif metode transportasi di era pandemi ini karena relatif lebih mudah untuk melakukan jaga jarak dibandingkan moda transportasi lain.
“Jadi dalam kegiatan ini kita mencontohkan bagaimana pelaksanaan bersepeda yang sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat dari WHO dan B2W sehingga kita tetap bisa bersepeda dengan aman dan sehat” katanya.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, sesuai dengan pedoman B2W Indonesia, kegiatan bersepeda benar-benar dibatasi dan diatur dalam rombongan kecil yakni 2-5 pesepeda, selain itu pesepeda harus tetap menggunakan masker, jaga jarak dan selalu mematuhi rambu lalu lintas.
Hal ini penting mengingat bahwa sesuai dengan rilis dari Pusat Krisis Kemenkes RI, penggunaan masker dan jaga jarak minimal 2 meter mampu menurunkan penularan hingga mencapai 100 persen. Karenanya, saat istirahat para peserta juga harus tetap jaga jarak dan tetap memakai masker, serta dipastikan tidak nongkrong terlalu lama.
Khofifah berharap, aktivitas ini mampu menjadi teladan bagi masyarakat yang memang animo nya sangat tinggi dengan aktivitas bersepeda. Dengan demikian, maka masyarakat akan tetap bisa bersepeda dengan aman dan tetap sehat.
“Bersepeda merupakan salah satu olahraga yang juga disarankan oleh WHO ketika pandemi berlangsung. Apalagi animo masyarakat juga tinggi, untuk itu mari tetap aktif berolahraga dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Usai melepas para peserta, Khofifah bersama para kepala OPD Pemprov Jatim kemudian ikut bersepeda bersama dengan Penyintas COVID-19 menuju Taman 10 Nopember Mundu, Kec. Tambaksari, Surabaya.
Khofifah bersama rombongan membagi-bagikan 5.000 masker, 200 paket protokol kesehatan dan 100 paket sembako kepada masyarakat, pedagang kaki lima, bahkan petugas kebersihan yang sedang berada di lokasi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Khofifah juga memberikan apresiasi kepada Ikatan Alumni Pasien Sembuh Covid-19 dari RS Lapangan Indrapura. Sampai hari ini, sudah ada 23.953 (78,19%) pasien Covid-19 yang sembuh di Jatim.
Sedangkan di RS Lapangan Indrapura yang digagas Pemprov Jatim dan dikelola bersama dengan Kogabwilhan II juga menunjukkan kesembuhan yang sangat tinggi, per hari ini telah ada 1.329 pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh dan nol kematian.
Dengan adanya ikatan alumni ini, Khofifah berharap diantara mereka bisa saling menguatkan satu sama lain untuk bersama-sama melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan.
“Mereka bisa menjadi garda terdepan dalam edukasi terkait COVID-19, apalagi mereka sudah pernah terkonfirmasi positif dan sembuh. Sehingga bila mereka melakukan edukasi rasanya akan lebih meyakinkan, mereka bisa bercerita dan berbagi pengalaman pribadi mereka saat di dirawat menjadi pasien COVID-19″ katanya.
Perlu diketahui, Ikatan Alumni Pasien Sembuh Covid-19 ini juga menjadi yang pertama di Indonesia. Khofifah berharap inisiatif ini bisa menginspirasi para penyintas COVID-19 lainnya di seluruh Indonesia untuk ikut serta bergabung dan berkontribusi dalam melawan pandemi COVID-19 ini.
Selain itu, diharapkan ikatan alumni ini juga mampu memberikan dorongan motivasi bagi mereka yang sekarang masih dirawat di RS karena Covid-19 agar tetap memiliki optimisme dan semangat.
“Insya Allah mereka yang saat ini masih terkonfirmasi positif akan sembuh semuanya seperti yang di rumah sakit lapangan yang sembuh 100%. Menurut saya ini akan menjadi energi baru bagi Jawa Timur untuk mengedukasi masyarakat yang mungkin masih menganggap enteng Covid-19,” katanya.
Selain melakukan edukasi kepada masyarakat, para penyintas COVID-19 ini telah berkontribusi dengan melakukan pendampingan untuk mencegah stigma negatif pada penyintas COVID-19 di 24 kampung dan 11 perusahaan. Tidak hanya itu, puluhan dari mereka juga menjadi donor plasma konvalesens dan saling bergotong royong untuk mensupport pemulihan ekonomi masing-masing keluarganya.
Ke depan, Khofifah berharap ikatan alumni ini mampu melakukan pendampingan tidak hanya di area Surabaya tapi juga daerah lain seperti Sidoarjo dan Gresik. Apalagi kedua daerah tersebut banyak terdapat kantor-kantor atau perusahaan.
“Semoga ke depan pendampingan, edukasi dan pembagian masker ini bisa menjangkau hingga daerah lain misal Sidoarjo dan Gresik, serta beberapa kab/kota lain di Jawa Timur. Pendampingan di tempat kerja ini dibutuhkan saudara-saudara kita para penyintas Covid-19 agar tidak ada stigma yang mereka terima di tempat kerja dan ekonomi bisa berjalan kembali,” pungkasnya. (q cox, tama dinie)